12 April 2025

Get In Touch

Atlet Paracatur Kota Malang Buktikan Difabel Bisa Berprestasi di Tingkat Nasional

Fajar Ramadhan, atlet paracatur asal Lowokwaru, Kota Malang, yang berhasil meraih medali perunggu di ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVII, Senin (28/10/2024) (Santi/Lenteratoday)
Fajar Ramadhan, atlet paracatur asal Lowokwaru, Kota Malang, yang berhasil meraih medali perunggu di ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVII, Senin (28/10/2024) (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) - Fajar Ramadhan, atlet paracatur asal Lowokwaru, Kota Malang, berhasil meraih medali perunggu di ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVII.

Dengan semangat yang sama seperti atlet pada umumnya, Fajar menunjukkan penyandang berkebutuhan khusus juga mampu berprestasi di tingkat nasional.

Atas prestasinya tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang memberikan bonus sebesar Rp 3 juta sebagai bentuk apresiasi dan dukungan prestasi Fajar di bidang olahraga.

"Saya ingin berprestasi seperti orang-orang pada umumnya. Saya ingin menunjukkan bahwa sebagai difabel, kami juga bisa berprestasi seperti orang lainnya. Kami harus menunjukkan kalau kami mampu," ujar Fajar, Senin (28/10/2024).

Acara penyerahan bonus ini bertepatan dengan momen Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober.

Fajar mengakui, setelah vakum hampir 10 tahun, ia mempersiapkan diri dengan matang untuk kembali bertanding di ajang skala nasional tersebut. Berawal dari hobi masa kecilnya, ia kembali fokus pada paracatur dengan tekad ingin membuktikan kemampuannya.

Menurut Fajar, persaingan kali ini semakin ketat karena semua pecatur, termasuk dari tingkat elit dan pelatnas, bersaing dalam kelas yang sama tanpa pembeda.

"Sekarang ini kan pecatur pastinya semakin giat belajar semua, otomatis lebih berat. Apalagi kemarin dicampur dengan teman-teman pelatnas, kelas elit dan nasional dicampur, jadi gak ada pembedanya,” jelas Fajar.

Meski tantangan semakin besar, Fajar menargetkan prestasi yang lebih tinggi di kompetisi mendatang. Ia berharap pada Peparnas berikutnya, dirinya dapat menyabet medali emas.

"Ke depan yang pasti ingin mendapat medali lebih tinggi lagi, harapan di 2028 bisa dapat medali emas,” tambahnya.

Para atlet peraih medali di ajang PON XXI dan Peparnas XVII 2024 bersama jajaran pejabat Pemkot Malang, Senin (28/10/2024) (Santi/Lenteratoday)

Fajar juga menjelaskan perbedaan dalam permainan paracatur, yang menyesuaikan dengan kebutuhan atlet difabel. Pada papan catur khusus tuna netra, menurutnya terdapat lubang-lubang untuk memudahkan atlet meraba posisi bidak.

Terpisah, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi, menegaskan tidak ada perbedaan dalam pemberian bonus bagi atlet umum dan difabel.

"Baik itu PON ataupun di Peparnas, itu sama. Kalau mereka meraih medali emas ya sama, Rp 10 juta, dan seterusnya. Tapi kalau ada yang kurang dari itu, itu namanya beregu,” kata Baihaqi.

Lebih lanjut, Baihaqi menjelaskan Pemkot Malang juga rutin membina atlet difabel melalui berbagai kegiatan olahraga. Selain mengikutsertakan atlet dalam kompetisi tingkat provinsi dan nasional, Disporapar Kota Malang secara konsisten menyelenggarakan kejuaraan tahunan khusus atlet difabel.

"Karena ini adalah tujuan kami untuk menyetarakan para atlet, kami berikan mereka kesempatan yang sama untuk menunjukkan prestasi di bidang olahraga," tandas Baihaqi.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.