09 April 2025

Get In Touch

Siswi Penerbangan di Medan Meninggal dengan Luka Lebam

Ilustrasi
Ilustrasi

MEDAN (Lenteratoday) - Seorang siswi sekolah penerbangan Sumatera Flight di Kota Medan bernama Ade Nurul Fadilah (19 tahun) meninggal di asramanya pada Selasa (1/10/2024) lalu. Keluarga Ade menduga kematian Ade tak wajar. Sebab, terjadi secara mendadak.

Pihak keluarga mendapati kabar Ade sakit sekitar pukul 22.45 WIB. 15 menit setelahnya mereka dikabarkan bahwa Ade meninggal dunia. Padahal, menurut keluarga Ade, Ade tidak punya riwayat penyakit.

Selain itu, pihak keluarga mengeklaim mendapati luka lebam di tubuh Ade. Salah satunya adanya lebam di bagian leher yang mereka duga sebagai bekas cekikan.

“Ketika (jasad) dimandikan terlihat ada lebam mayat seperti bekas cekikan. Di punggung juga ada, di rusuk juga ada,” kata Kuasa Hukum Keluarga Ade, Thomy Faisal, pada Minggu (27/10/2024).

“Inilah menjadi pertanyaan apakah ini meninggal normal atau tidak karena menurut kita ada yang janggal,” sambungnya.

Atas kecurigaan ini, keluarga Ade melaporkan hal ini ke Polda Sumut atas dugaan penganiayaan dengan nomor laporan LP STTLP/B/1507/X/2024/SPKT/Polda Sumut.

Terkait laporan ini, Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP Sonny Siregar, menuturkan pihaknya akan mengecek laporan tersebut.

“Segera kami cek,” kata Sonny saat dikonfirmasi.

Sementara, Kuasa Hukum Sumatera Flight Center Hendra Manatar Sihaloho menuturkan pihaknya bersedia memberikan keterangan dan kooperatif terhadap laporan tersebut.

“Kami siap menunggu hasil pemeriksaan dari kepolisian dan kita kooperatif kok, siapa saja nanti temen-temennya (korban di asrama) nanti juga kita hadirkan,” kata Hendra saat dihubungi terpisah.

Sumatera Flight adalah Lembaga Penyelenggara Pendidikan Personel Penerbangan (Pramugari, Pramugara, Staf Airlines, Staf Cargo, Avsec, Marshaller, GSE Operator, FOO) dan Perhotelan Kapal Pesiar.

Keluarga Ade melalui kuasa hukumnya, Thomy Faisal, meminta agar jasad Ade diekshumasi. Sebab, keluarga mencurigai kematian Ade. Apalagi, mereka mengaku menemui sejumlah memar di tubuh Ade mirip luka cekikan.

“Saya selaku kuasa hukum meminta diautopsi jenazah atau bongkar makam supaya bisa diautopsi dan mengetahui penyebab kematian korban,” kata Thomy pada Minggu (27/10/2024).

“Saya juga sedang menunggu perkembangan dari Polda Sumut bagaimana nantinya,” sambungnya.

Menurut Faisal, ada sejumlah memar yang diyakini sebagai dugaan penganiayaan. Seperti lebam di rusuk, punggung, hingga lebam di leher yang mirip cekikan.

Belum ditangani dokter

Sementara, Kuasa Hukum Sumatera Flight, Hendra Manatar Sihaloho, menuturkan, saat hari kejadian, Ade pingsan di asrama.

Lalu, segera dibawa RS USU. Namun, belum sempat ditangani, Ade dinyatakan sudah meninggal dunia.

Meninggalnya Ade ini pun dilaporkan pihak keluarga ke Polda Sumut tanggal 23 Oktober 2024.

Sementara itu, Hendra mengaku pihak Sumatera Flight siap memberikan keterangan dan kooperatif terhadap proses hukum.

Namun, ia membantah soal adanya dugaan penganiayaan yang terjadi.

“Jadi hasil penelusuran kami tidak ada dugaan penganiayaan. Dia itu karena pusing-pusing. Itu kan keluarga juga sudah melapor ya ke Polda Sumut,” tuturnya.

Sumber: Antara / Co-Editor: Nei-Dya

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.