17 April 2025

Get In Touch

Pemkot Kediri Berikan Trauma Healing di Sekitar TKP Ibu Bunuh 2 Anak Kandung

Salah satu kegiatan trauma healing di MTs Al Falah Manisrenggo yang dilkukan tim DP3AP2KB Kota Kediri.
Salah satu kegiatan trauma healing di MTs Al Falah Manisrenggo yang dilkukan tim DP3AP2KB Kota Kediri.

KEDIRI (Lenteratoday) - Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri menggelar kegiatan trauma healing di MTs Al Falah Manisrenggo dengan menggandeng psikolog profesional, Senin (9/9/2024).

Kegiatan ini dipandang perlu pasca peristiwa naas ibu habisi dua anak kandung di Kelurahan Manisrenggo, beberapa waktu lalu.

Kegiatan tersebut diikuti siswa kelas VIII yang mana merupakan teman satu kelas anak BL, salah satu korban pada peristiwa memilukan tersebut. Kepala DP3AP2KB Kota Kediri Arief Cholisudin, menjelaskan, di samping untuk penguatan pemulihan psikis anak, kegiatan trauma healing bertujuan memberikan penghargaan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak yang kelak menjadi generasi penerus bangsa.

“Kegiatan ini sangat penting karena siswa pasti punya memori terhadap BL, untuk itu Pemkot Kediri hadir di tengah-tengah orang terdekat korban, untuk memberikan pendampingan agar para teman bisa mengatur memori terhadap korban, kalau melupakan tidak bisa,” terangnya.

Adapun bentuk kegiatan yang diberikan, di antaranya: konseling oleh psikolog klinis, sosialisasi trauma healing, edukasi trauma healing, edukasi materi klasikal, serta parenting trauma healing. Dalam penanganan ini, Pemkot Kediri bekerjasama dengan psikolog IAIN Kota Kediri selaku tenaga ahli konseling dan Forum Anak Kota Kediri.

Cholis menuturkan trauma healing tidak hanya diberikan kepada siswa MTs Al Falah, melainkan juga kepada siswa MI Miftahul Falah yang merupakan teman sekolah korban (BN), keluarga korban, warga di sekitar TKP, siswa PAUD dan RA (lokasi berdekatan dengan TKP), serta orangtua PAUD dan RA.

Usai diselenggarakan trauma healing, Pemkot Kediri akan menindaklanjuti melalui pemantauan kondisi lingkungan. “Dari sisi teman-teman wilayah, seperti: camat, lurah, dan Satgas PPA terus memantau kondisi lingkungan. Kalau ada hal-hal yang kurang pas bisa disampaikan ke kita nanti ditindaklanjuti,” tegasnya.

Cholis berharap melalui upaya tersebut dapat mengatasi trauma masyarakat, serta memberikan gambaran kepada siswa dan masyarakat agar bisa mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. “Menjadi pembelajaran bersama bagaimana mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan mental kalau tidak kita antisipasi dari awal dikhawatirkan terjadi hal yang tidak diinginkan,” tutupnya.

Sementara itu, Tatik Imadus Sa’adati memberikan apresiasi kepada Pemkot Kediri atas upaya represif yang telah dilakukan. “Sebagai praktisi ini tindakan yang cepat dan tanggap karena dalam situasi kasus kematian perlu dilakukan pendampingan secara menyeluruh mulai dari keluarga terdekat, sekolah, dan masyarakat, ucapnya.

Dijelaskan metode yang digunakan dalam trauma healing yakni melalui pengisian kuesioner untuk melihat kondisi kesehatan mental saat ini, diskusi dengan siswa, pengenalan stres beserta penanganannya, serta membangun suasana yang ceria melalui senam otak dan senam fisik.

“Setelah ini kalau masih ada yang sangat terdampak dengan skala trauma yang sangat tinggi, maka akan kami lakukan pendampingan lebih lanjut,” tandasnya.

Pada kesempatan bersamaan pula, Alecia Setya Salsabila, Ketua Forum Anak Kota Kediri menuturkan peran Forum Anak dalam peristiwa ini adalah sebagai konselor sebaya, terutama bagi teman korban.

“Di sini kami bertujuh berada di posisi sebagai teman mereka untuk menguatkan mereka, memberikan motivasi, dan membantu orang dewasa apa yang sedang dirasakan anak-anak supaya segera bisa ditindaklanjuti,” ujarnya.

Bentuk trauma healing yang diberikan berupa Forum Group Discussion (FGD) untuk mendengarkan cerita teman-teman korban. Menurutnya, apabila melalui FGD terdapat anak-anak yang ingin bercerita lebih lanjut, Forum Anak Kota Kediri akan dengan suka cita melakukan pendampingan tidak hanya secara fisik, bisa juga melalui pesan WhatsApp.

Sebagai informasi, berikut ini jadwal pelaksanaan trauma healing bagi warga maupun teman terdampak pasca peristiwa pembunuhan anak di Manisrenggo: 5-30 September 2024 (sasaran keluarga korban), 9 September 2024 (sasaran siswa kelas VIII MTs Al Falah Manisrenggo dan warga di sekitar TKP).

Selanjutnya; 10 September 2024 (sasaran siswa MI Al Falah Manisrenggo), dan 11 September 2024 (sasaran orang tua beserta siswa PAUD dan RA dekat dengan TKP). (*)

Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.