Perkuat Pertanian Holtikultura di Kabupaten Malang, Pemkab Jalin Kemitraan dengan 5 Kementerian

MALANG (Lenteratoday) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang berkomitmen mengembangkan sektor pertanian holtikultura, diwujudkan melalui penandatanganan kesepahaman kemitraan closed loop agribisnis holtikultura bersama 18 mitra termasuk lima kementerian pada, Rabu(4/9/2024).
Bupati Malang, Sanusi menjelaskan kemitraan ini merupakan bagian dari upaya untuk mengkolaborasikan seluruh pihak terkait, mulai dari hulu hingga hilir.
"Ada lima kementerian yang terlibat, mulai dari Kemenko Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan UKM, juga ada Kementerian Perdagangan. Sinergi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani di Kabupaten Malang," ujar Sanusi.
Sanusi juga menambahkan kemitraan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari penanaman, pasca panen, hingga pemasaran hasil pertanian.
"Termasuk juga nanti offtakernya sudah tersedia yang siap menyerap hasil pertanian dengan harga yang baik. Jadi kami yakin petani akan lebih termotivasi untuk bercocok tanam," tambahnya.
Sanusi juga mengharapkan program closed loop agribisnis holtikultura yang dilaksanakan di Kecamatan Karangploso ini, dapat menjadi model yang sukses di berbagai wilayah pertanian di Kabupaten Malang, sehingga nantinya dapat diterapkan secara menyeluruh.
"Melalui kegiatan ini harapannya semua masyarakat semakin giat untuk memberdayakan potensi pertanian agar nanti perekonomian di Kabupaten Malang benar-benar bisa ditopang dari segi pertanian," jelasnya.
Terpisah, Asisten Deputi Agribisnis, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kemenko Bidang Perekonomian RI, Yuli Sri Wilanti menjelaskan bahwa tujuan utama dari program closed loop ini, adalah untuk memberikan pendampingan kepada petani dari hulu hingga hilir.
"Kita membangun ekosistem yang terintegrasi mulai dari sarana produksi, pembiayaan, hingga pemasaran. Petani akan didampingi dalam setiap tahapannya, termasuk dikenalkan dengan teknologi smart farming," jelas Yuli.
Yuli menambahkan dengan kemitraan ini, petani akan mendapatkan kepastian mulai dari akses sarana, modal, hingga pemasaran. Menurutnya, petani tidak perlu lagi khawatir tentang apa yang harus ditanam dan ke mana harus menjual hasil panennya, karena keseluruhan tahap akan terkoordinasi dalam kemitraan ini.
Lebih lanjut, Yuli juga mengungkapkan dengan didukung oleh Kementerian Koperasi dan UKM dalam ekosistem ini, maka ditargetkan mampu untuk meningkatkan efisiensi. Yang akan memudahkan petani dalam memperoleh pupuk, bibit, dan kebutuhan lainnya.
"Dengan adanya kemitraan ini, pola tanam akan lebih teratur sesuai dengan permintaan pasar, sehingga tidak ada lagi over supply yang menyebabkan harga anjlok," jelas Yuli.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais