
KEDIRI, (Lenteratoday)-Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri sebagai pembina satu data bersama Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri selaku walidata menggagas data statistik kecamatan dalam angka.
Upaya diawali dengan forum group discussion (FGD) penyusunan publikasi kecamatan dalam angka dan pelayanan data di salah satu Hotel dan Resto di Kota Kediri, Senin (26/8/2024).
FGD melibatkan OPD Pemkot Kediri, akademisi dan media tersebut dibuka Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Kediri, Apip Permana.
Pada kesempatan Apip mengatakan kualitas publikasi dan pelayanan data statistik Kota Kediri saat ini sudah cukup bagus. Meski demikian, ia menegaskan bahwa penting ada peningkatan kualitas data.
Apip mengatakan penyusunan publikasi seperti kecamatan dalam angka merupakan salah satu upaya strategis dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan dan evaluasi di tingkat kecamatan.
"Publikasi tidak hanya berfungsi sebagai informasi, tapi juga menjadi cerminan kerja keras dan dedikasi kita semua dalam menyediakan data yang berkualitas,"ungkapnya. Melalui FGD ini, Apip berharap Kota Kediri bisa memiliki data berkualitas, akurat, dapat dipertanggungjawabkan dan up to date
Sementara itu, Kepala BPS Kota Kediri, Parjan yang dalam FGD tersebut sebagai narasumber mengatakan kecamatan dalam angka adalah potret mini Kota Kediri dalam angka.
"Kecamatan dalam angka ini memotret data-data di lingkup kecamatan, yang berisikan 38 tabel, antara lain; tabel pemerintahan berisi jumlah kelurahan, RT dan RW, tabel jumlah penduduk, tabel sosial dan kesejahteraan, tabel pertanian, pariwisata dan data lain," ungkapnya
Selain kecamatan dalam angka, Parjan mengatakan pada forum tersebut, ia juga akan menjelaskan tentang Kelurahan Cinta Statistik (Cantik) dan standar pelayanan statistik.
"Semua yang kita bahas hari ini, dalam rangka menuju Satu Data Indonesia dan Satu Data Desa Indonesia,"ungkapnya.
Ke depan Parjan menargetkan seluruh kelurahan di Kota Kediri menjadi kelurahan cantik sehingga seluruh apa yang ada di kelurahan bisa terdata dan tersimpan baik. "Data itu mahal, tapi membangun tanpa data itu lebih mahal,"ujar Parjan.
Reporter: Gatot Sunarko|Editor: Arifin BH