
Pamekasan - Sebanyak 13 pegawai Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kantor cabang Pamekasan terkonfirmasi positif terpapar virus Corona (Covid-19). Kendati demikian, pelayanan terhadap nasabah tetap dibuka.
Sebagai bentuk antisipasi penularan Covid-19, penerapan protokol kesehatan di wilayah kerja Bank BRI itu diperketat. "Kami pastikan pelayanan perbankan untuk masyarakat tetap berjalan dengan normal," kata Triswahju Herlina, Pimpinan Wilayah BRI Surabaya dalam keterangan persnya, Senin (20/07/2020).
Ia menjelaskan, BRI juga terus berkoordinasi secara intensif dengan dinas kesehatan maupun pemerintah daerah setempat. Menurutnya, selain layanan di kantor BRI, nasabah juga dapat melakukan transaksi perbankan melalui jaringan e-channel (ATM/CEM dan EDC Merchant), e-banking (internet banking dan mobile banking. "Serta agen-agen BRILink yang tersebar di wilayah Pamekasan," ungkapnya.
Melalui layanan ini, kata Herlina, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan transaksi perbankan dan menghindari antrian layanan di kantor Bank. Lebih lanjut Herlina menyampaikan, Bank BRI terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan perbankan yang prima di tengah pandemi ini dengan prinsip people`s first atau mengutamakan keselamatan pekerja dan nasabah.
"Untuk menjaga kenyamanan dan proteksi bersama, dimohon kerjasama nasabah dalam mematuhi aturan dan protokol kesehatan selama berada di kantor layanan," harapnya.
Terpisah, dr Syaiful Hidayat, Ketua Satgas percepatan penularan Covid-19 RS Smart Pamekasan membenarkan bahwa ada 13 pegawai Bank BRI yang terkonfirmasi positif terpapar Covid-19.
"Itu laporannya kemarin, dilakukan pemerikasaan swab pada tanggal 13. Jadi, kira-kira sudah lima hari pengambilan swab tersebur dan keluar hasilnya, 13 orang positif," katanya pada awak media.
Jadi kemarin itu, kata dr Syaiful, pihak Bank BRI melakukan testing secara masal sekitar 200 orang, kemudian di rapid 38 orang itu reaktif, dari 38 itu diswab keluarlah 13 orang itu yang swabnya positif.
"Saya mendapat laporan bahwa 13 orang ini sudah diisolasi mandiri di Surabaya. Saya kira ini bagus, memutus mata rantai penularan," tuturnya.
Menurutnya, dari kejadian di Bank BRI ini bisa diambil hikmahnya bahwa traching atau tes itu semakin masif. Dan ini sesuai dengan perintah Presiden, harus dilakukan testing.
"Saya kira langkah pihak Bank BRI ini perlu ditiru oleh yang lain. Jadi semua instansi saya kira perlu melakukan testing pelacakan," ucap dia.
Dan nanti, kata dr Syaiful, dari hasil itu akan ketahuan, sehingga ini merupakan bagian dari usaha untuk memutus rantai penularan. "Karena dengan adanya hasil positif ini akan ketahuan, dan orang-orang itu akan segera diisolasi," jelasnya.
Lebih lanjut, kenaikan positif itu tidak masalah, yang penting angka kematiannya turun, dan angka kesembuhannya tinggi. "Konsekuensi dari testing dan pelacakan itu akan ketemu dengan hasil positif," ungkapnya menjelaskan. (wan)