17 April 2025

Get In Touch

Cerita Rayyan, Jadi Wisudawan Terbaik Unesa yang Lulus Tanpa Skripsi

Rayyan Nur Fauzan saat dinobatkan sebagai wisudawan terbaik dari prodi S-1 Teknik Informatika dari Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Rayyan Nur Fauzan saat dinobatkan sebagai wisudawan terbaik dari prodi S-1 Teknik Informatika dari Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

SURABAYA (Lenteratoday) - Berhasil lulus sarjana tanpa skripsi dengan IPK nyaris sempurna merupakan impian sebagian besar mahasiswa. Hal inilah yang turut dirasakan, Rayyan Nur Fauzan.

Dia merupakan wisudawan prodi S-1 Teknik Informatika dari Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang berhasil menyelesaikan studinya dengan IPK 3.89 predikat pujian.

Selain menjadi wisudawan terbaik, menariknya, pria kelahiran Blora, 26 Juni 2002 itu juga berhasil lulus tanpa skripsi.

Rayyan bercerita, jika keberhasilan tersebut diraihnya berkat memadukan akademis dan aktif melibatkan diri dalam berbagai bidang. Selama kuliah, ia menghadapi tantangan besar ketika pandemi karena sebagian besar kegiatan perkuliahan dilakukan secara daring. Pengalaman kuliah secara tatap muka hanya bisa dirasakan pada semester kelima.

“Saat itu, saya harus mencari cara untuk memanfaatkan waktu dan kesempatan yang ada dengan maksimal, termasuk keterlibatan saya dalam berbagai kegiatan yang memperkaya pengalaman dan keterampilan saya,” ucapnya saat ditemui usai prosesi wisuda Unesa ke-111 di Graha Unesa, Selasa (20/8/2024)

Salah satu aspek paling menonjol dari perjalanan kuliahnya yaitu keterlibatannya dalam sebuah organisasi robotika di kampus bernama Dewo Robotic Unesa.

Di organisasi tersebut, ia kerap mengikuti Kompetisi Robot Indonesia (KRI) pada divisi Kompetisi Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI) tahun 2021. Ia juga berhasil meraih juara kedua tingkat wilayah di tahun 2021 dan tahun 2022, juara ketiga tingkat wilayah.

”Alhamdulillah, tidak berhenti di situ, pada tahun 2023, saya mengikuti Kontes Kapal Cepat Tak
Berawak (KKCTBN) pada divisi Autonomus Tourism Surface Vessel (ATSV) dan kami berhasil meraih juara ketiga tingkat nasional,” tuturnya.

Pengalaman berorganisasi tersebut melatihnya dalam mengelola jadwal yang ketat dan menghadapi situasi yang sering kali memerlukan kerja keras hingga larut malam, termasuk melakukan eksperimen di danau Unesa Ketintang hingga tengah malam.

Di luar kompetisi, Rayyan juga menjalankan peran sebagai guru ekstra robotik di SD Labschool
Unesa 2 pada semester kelima. Ia tidak hanya mengajarkan robotika kepada siswa, tetapi juga mengembangkan sistem akademik untuk sekolah tersebut, menca￾kup sistem absensi, penilaian,
dan rapor.

“Saya merancang dan mengembangkan sistem ini secara mandiri, dari frontend hingga back-end,”
tambahnya.

Ia mengaku, untuk dapat mengelola semua kegiatan yang ia lakukan diperluka  dedikasi dan disiplin yang tinggi. Ia mengadopsi pendekatan yang sangat terencana dengan mengeliminasi kegiatan yang dianggap tidak produktif, seperti nongkrong dan penggunaan media sosial yang berlebihan. 

”Saya fokus pada kegiatan yang memberikan nilai tambah, baik dalam konteks akademis maupun praktis,” tukasnya. (*)

Reporter: Amanah | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.