08 April 2025

Get In Touch

Inovasi Dosen Ubaya Ciptakan Board Game Bertema Cerita Panji

Guguh saat menunjukkan board game buatannya yang bertema Cerita Panji.
Guguh saat menunjukkan board game buatannya yang bertema Cerita Panji.

SURABAYA (Lenteratoday)– Budaya tutur Cerita Panji kian lama makin menghilang di generasi muda saat ini. Padahal, cerita-cerita rakyat yang berkembang di masyarakat, selalu memberikan pesan moral yang patut untuk diteladani.

Berlatarbelakang hal itu, Dosen Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya (FIK Ubaya), Guguh Sujatmiko, MDs membuat board game yang mengangkat Cerita Panji asal Jawa Timur bernama Kridha Wira Satya.

Board game yang merupakan karya disertasinya ini, menghadirkan inovasi miniatur dengan desain yang realistis agar pesan filosofis Cerita Panji dapat diterima oleh generasi muda.

Guguh mengatakan jika penyampaian budaya ini, sebenarnya sudah dilakukan melalui beberapa media komunikasi visual. Namun, pesan hanya tersampaikan satu arah, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menikmatinya. 

“Untuk itu saya adaptasi Cerita Panji ke dalam board game. Berdasarkan riset, board game menjadi sarana yang paling menyenangkan dan bisa digunakan sebagai media menyalurkan nilai-nilai budaya asal Jawa Timur ini jadi jauh lebih baik,” kata Guguh, Kamis(15/8/2024).

Ia menjelaskan keunggulan dari board game buatannya, yaitu terdapat miniatur (minis) yang menggambarkan empat tokoh Cerita Panji yakni Panji Asmorobangun, Dewi Sekartaji, Dewi Galuh, dan Butho Ijo dengan realistis. 

“Sesuatu yang abstrak dari budaya tutur tersebut, saat ini bisa dipegang secara langsung oleh audiens sebagai bentuk aktual di tangan mereka. Miniaturnya bisa jadi pajangan dan koleksi. Ini jadi unique selling point yang membedakan dengan board game lainnya,” jelasnya.

Selain minis yang dibuat realistis, visual pada kartunya pun juga memperlihatkan ekspresi tokoh-tokohnya yang beragam. Ada ekspresi paling rendah yang menunjukkan kesedihan hingga ekspresi percaya diri untuk bisa mengalahkan musuh. 

Guguh mengaku hal inilah yang menjadi tantangan saat pengerjaan board game, ia harus menggambarkan secara akurat bentuk visual tokoh seperti apa yang diceritakan oleh pujangga-pujangga pada masa Kerajaan Majapahit.

"Selain itu, alur permainannya pun memiliki makna filosofis Jawa terkait keseimbangan dan paradoks menang kalah yang menjadi keunikan tersendiri," tambahnya.

Terkait cara memainkan board game-nya, pemain akan dibagi menjadi dua tim yaitu tim baik dan tim jahat. Tim baik terdiri dari Panji Asmorobangun dan Dewi Sekartaji, sedangkan tim jahat yaitu Dewi Galuh dan Butho Ijo. 

Selanjutnya, kedua tim berusaha mengumpulkan energi sebanyak-banyaknya untuk memenangkan permainan. Tim yang berhasil mengumpulkan energi lebih tinggi adalah pemenangnya.

"Namun di akhir permainan, pemain harus berhati-hati agar poin tim tidak berkurang karena serakah. Itulah filosofi Jawa dari board game ini, yang dapat dirasakan oleh pemain," tuturnya.

Guguh mengaku inovasi buatannya ini diperuntukkan untuk anak muda, berusia 13 tahun ke atas. Bahkan Kridha Wira Satya telah dimainkan oleh lebih dari 500 anak muda di Surabaya dan Bali, dengan durasi satu kali permainan sekitar 10 menit. 

Ke depan, Guguh akan bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Jawa Timur untuk menjadikan board game ini sebagai merchandise bagi tamu negara atau tamu luar negeri. Selain itu, ia juga akan bekerja sama dengan kafe agar penyebarannya dapat menyasar langsung ke anak muda.

“Rencananya juga akan diberikan ke pengrajin, bentuk miniatur ini bisa jadi role model. Jadi di setiap daerah di Jawa Timur maupun daerah lain, punya perkembangan sendiri terkait miniaturnya. Harapannya melalui board game Kridha Wira Satya, nilai-nilai luhur Cerita Panji bisa dipahami dan diaplikasikan ke kehidupan masyarakat,” harapnya.

Reporter: Amanah/Editor: Ais

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.