
MALANG (Lenteratoday) - Universitas Brawijaya (UB) memberikan pembebasan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) bagi mahasiswa baru (Maba) difabel. Tak hanya itu, UB juga memberikan bantuan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT), sebagai upaya mendukung pendidikan inklusif dan mempermudah aksesibilitas bagi mahasiswa difabel.
Kepala Subdirektorat Layanan Disabilitas (SLD) UB, Zubaidah Ningsih AS., Ph.D., menjelaskan kebijakan ini merupakan tambahan dari bantuan yang sudah ada, seperti beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) yang baru bisa diakses pada semester pertama.
"Dengan kebijakan baru ini, UB tidak hanya membebaskan IPI tetapi juga memberikan bantuan biaya UKT. Ini merupakan bentuk dukungan kami kepada mahasiswa difabel dan komitmen UB terhadap pendidikan inklusif,” ujar Zubaidah.
Pada tahun ini, UB menerima total 19 mahasiswa difabel, terdiri dari 15 orang yang diterima melalui jalur Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas (SMPD) dan empat orang melalui jalur SNBP dan SNBT.
Jenis disabilitas yang ada di antaranya ADHD, Tunadaksa, Tuli, Tunanetra, dan Slow Learner. Mereka tersebar di berbagai fakultas di UB, termasuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Teknik, Fakultas MIPA, dan Fakultas Vokasi.
"Sejak tahun 2012, UB telah berkomitmen untuk menyediakan fasilitas yang mendukung mahasiswa difabel. Fasilitas tersebut meliputi pendampingan akademik, pelatihan dosen, mobil kursi roda, screen reader untuk mahasiswa tunanetra, serta coaching class untuk berbagai kebutuhan akademik," jelas Zubaidah.
Selain itu, menurutnya, SLD juga bekerja sama dengan Unit Konseling untuk memberikan dukungan psikologis.
Di sisi lain, Zubaidah juga menyampaikan, pada acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru Universitas Brawijaya (PKKMB UB) Tahun Akademik 2024/2025, mahasiswa baru diminta untuk membuat video perkenalan menggunakan bahasa isyarat, sebagai bagian dari upaya inklusi.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Rangkaian Acara Jelajah Almamater UB (RABRAW) 2024, Muhammad Zaki Ibrahim, menyampaikan pemberian tugas tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan inklusi-disabilitas di kampus.
"Kepanitiaan RABRAW tahun ini melibatkan beberapa mahasiswa difabel, dan penugasan untuk maba juga lahir dari inisiatif panitia difabel. Ini sebagai salah satu implementasi inklusivitas di kampus," ungkap Zaki. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi