15 April 2025

Get In Touch

Cerita Gesa, Mahasiswa Disabilitas Unesa yang Jalani Magang MBKM di SLBN Poron

Kebersamaan dan keakraban Gesa, mahasiswa magang MBKM Unesa bersama para pimpinan dan guru SLB Negeri Juwet Kenongo Porong, Sidoarjo. (Dok. Pribadi)
Kebersamaan dan keakraban Gesa, mahasiswa magang MBKM Unesa bersama para pimpinan dan guru SLB Negeri Juwet Kenongo Porong, Sidoarjo. (Dok. Pribadi)

SURABAYA (Lenteratoday) - Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) baik flagship maupun mandiri, memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan kompetensinya di luar kampus.

Program ini menjadi cerita yang berharga bagi masing-masing mahasiswa, baik yang nondisabilitas maupun disabilitas. Salah satunya Damara Gesa, mahasiswa disabilitas (tunadaksa) dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) baru saja menjalani program magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di SLBN Juwet Kenongo Porong, Sidoarjo. 

Gesa bercerita jika ia memulai program magang di sekolah tersebut sejak semester enam, yaitu mulai 14 Maret sampai 14 Juni 2024. Kemudian, ia melanjutkan magang di tempat tersebut pada 29 Juli sampai 29 Oktober 2024. 

"Karena ingin menambah pengetahuan dan pengalaman, saya coba ambil magang dua kali. Satu kalinya magang karena inisiatif sendiri, sementara yang kedua magang skema MBKM," ucap Gesa, Selasa(13/8/2024).

Selama magang, mahasiswa prodi S-1 Teknik Informatika ini melakukan banyak kegiatan mulai dari urusan administrasi, mengedit soal, menyimpan data atau mengarsip data berbasis digital, hingga desain ucapan hari besar dan sebagainya. 

"Dengan magang tersebut, saya jadi lebih banyak kesempatan meningkatkan skill lapangan lewat aktivitas yang saya lakukan di sekolah. Saya jadi lebih percaya diri, lebih paham dan bisa melakukan pekerjaan yang dibutuhkan di sekolah," tuturnya.

Selain bisa mempraktekkan ilmu yang didapatkannya di kampus, melalui magang tersebut, Gesa juga mendapatkan pengalaman yang berkesan yaitu bisa membangun relasi dan hubungan baik dengan guru, orang tua, dan anak-anak yang berbeda ketunaan.

"Di sekolah saya bisa bercanda dengan anak-anak lain. Paling penting menurut saya yaitu belajar disiplin dan apa itu tanggung jawab dalam bekerja. Saya harap, pengalaman saya ini bisa menjadi modal penting bagi saya ke depan," tukasnya.

Reporter: Amanah/Editor: Ais 

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.