
Surabaya - Polemik kunjungan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali yang tidak bisa masuk ke Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) mendapat jawaban dari pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Pihak Pemkot mengakui ada miskomunikasi aras kunjungan tersebut.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Surabaya, Edi Santoso mengaku tidak menerima informasi perihal kunjungan Menpora ke GBT. Saat itu (3/11/2019), kata Edi, dia sedang perjalanan dari Nganjuk menuju Surabaya. Selama dalam perjalanan tidak sempat mengecek ponselnya, dan ketika sampai di Surabaya, dia baru mengecek ponselnya. Saat itu dia mendapati banyak panggilan masuk yang tak terjawab. "Ternyata itu terkait kunjungan menteri,” katanya.
Dia melaskan bahwa Stadion GBT memang selalu dikunci jika sedang tidak digunakan. Penguncian itu sesuai dengan standar pengamanan GBT. Pengamanan pun semakin diperketat ketika GBT diusulkan sebagai salah satu venue Piala Dunia U 20 pada 2021 nanti.
Terkait dengan kunjungan Menpora, Edi juga mengecek keberadaan surat pemberitahuan, dari sinilah diketahui jika memang tidak ada surat pemberitahuan atas kunjungan tersebut. Surat pemberitahuan juga tidak masuk di Dispora Surabaya. Dia menandaskan, tidak mungkin pihak Pemkot sengaja tidak melakukan pendampingan jika ada pejabat terlebih pejabat negara yang berkunjung. Menurutnya, ini hanyalah miskomunikasi.
"Pemkot sangat terbuka. Intinya, tentu ada koordinasi yang jelas. PSSI saja buktinya selalu kami dampingi selama proses peninjauan lapangan, karena sudah ada koordinasi yang jelas,” tandasnya.
Sementara itu, Kabag Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara juga mengatakan bahwa tidak ada informasi yang diterima Pemkot Surabaya jika Menpora akan berkunjung ke GBT. Justru, dia baru tahu Menpora sudah berada di GBT dari awak media. Saat itu dia sedang mendampingi Walikota sepanjang siang hari. "Sama sekali tidak ada informasi mengenai kunjungan Menpora. Tiba-tiba ada wartawan yang telpon saya menginformasikan bahwa Menpora sudah di GBT,” ujarnya.
Febri menegaskan, dari segi keprotokolan, tentu Pemkot Surabaya akan menyambut dan mendampingi kalau ada pejabat negara yang berkunjung, apalagi ini selevel menteri. Apa yang terjadi kemarin, lanjutnya, adalah mismumunilasin saja.
Febri berharap, ke depan komunikasi bisa lebih baik dan hal serupa tidak terulang lagi. “Kami selalu terbuka dan siap berkoordinasi dengan semua pihak,” kata mantan Kabid Pengembangan Sumber Daya Satpol PP Kota Surabaya ini. (ufi)