
SURABAYA (Lenteratoday) - Pakar Perencanaan dan Tata Ruang Wilayah Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc menyebut rencana pembangunan reklamasi berkedok Proyek Strategis Nasional (PSN) Surabaya Waterfront Land (SWL) di pesisir timur Kota Surabaya hanya akan berdampak ekonomi pada masyarakat di sekitar wilayah Surabaya Raya saja.
Menurutnya proyek senilai Rp 72 triliun tersebut, tidak akan berdampak banyak pada sektor perekonomian Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan. Tetapi akan berimplikasi pada perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), yang sudah disusun dan dikaji sedemikian rupa.
“Padahal ini skalanya hanya skala lokal maupun skala Surabaya Raya saja, lalu kenapa kebijakan tata ruang yang berbeda itu harus disesuaikan dengan ini (PSN SWL). Itu yang menjadi persoalan pelik sebetulnya, bahwa seolah-olah kemudian ada kepemihakan pemerintah pusat yang menyatakan bahwa ini harus skala nasional padahal kenyataannya tidak,” ungkapnya, Rabu(7/8/2024).
Pria yang juga terlibat sebagai tim alih dalam penyusunan kajian awal mengenai rencana reklamasi, yang akan dilakukan oleh PT. Granting Jaya ini menjelaskan dengan terlaksananya PSN di Kota Surabaya. Maka kesenjangan sosial di Provinsi Jawa Timur, akan semakin terasa.
Dalam hal ini, perputaran uang, barang, dan jasa hanya berpusat di ibukota provinsi saja. Sedangkan wilayah-wilayah lain akan berperan sebagai penonton dan tidak merasakan, implikasi dari pembangunan pulau buatan yang diperuntukkan untuk hunian, wisata, MICE, dan industri perikanan tersebut.
“Maka ekonomi itu akan terakumulasi, terdampak secara positif di sekitar Kota Surabaya ataupun Surabaya Raya saja. Dan itu implikasinya akan terjadi kesenjangan semakin besar, antara Kota Surabaya dengan kabupaten atau kota lainnya di Jawa Timur. Padahal mestinya Pemprov Jatim itu sudah punya sejumlah rencana, untuk memeratakan distribusi ekonomi ke kabupaten/kota di seluruh Jatim,” jelasnya.
Untuk itu, Rudy meminta agar pemerintah pusat fokus mengembangkan daerah lain yang memiliki potensi besar di Provinsi Jawa Timur demi memeratakan roda perekonomian dan sosial. Misalnya saja di jalur Selingkar Wilis, yang meliputi enam kabupaten yaitu Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, dan Nganjuk, Jalur Pantai Selatan, dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, yang terletak di kawasan Tapalkuda.
“Kenapa tidak pemerintah pusat tidak berfokus pada pengembangan kawasan Selingkar Wilis, lalu Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Pansela, kenapa tidak ke sana saja investasi itu diarahkan? Kenapa harus di Kota Surabaya dan sekitar Surabaya Raya,” pungkasnya.
Reporter: Amanah/Editor: Ais