20 April 2025

Get In Touch

Tingkatkan SDM Pesantren, Pemprov Jatim Berikan Ribuan Beasiswa

Foto bersama dalam acara Silaturahmi Akbar Sarjana dan Magister Lulusan PTKI/Ma’had Aly penerima beasiswa Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2022 yang digelar di Islamic Center Kota Surabaya, Sabtu (20/7/2024).
Foto bersama dalam acara Silaturahmi Akbar Sarjana dan Magister Lulusan PTKI/Ma’had Aly penerima beasiswa Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2022 yang digelar di Islamic Center Kota Surabaya, Sabtu (20/7/2024).

SURABAYA (Lenteratoday) – Pemprov Jawa Timur melalui  Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD) terus memberikan beasiswa pada guru ngaji dan lulusan pesantren untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) pesantren dan pendidikan diniyah di Jawa Timur. Selama lima tahun ini sudah ada 5.860 penerima mahasiswa.

“Tahun ini ada 820 beasiswa yang sudah diperebutkan, Mesir 30 orang, program S2 Ma’had Aly ada 45 orang, program S3 ada 50 orang, lainnya adalah program S1 dan S2, yang S1 itu ada 22 perguruan tinggi yang S2 17 perguruan tinggi yang sekarang bermitra dengan Pemprov,” kata Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD) Provinsi Jawa Timur Prof Dr Abdul Halim Soebahar di acara Silaturahmi Akbar Sarjana dan Magister Lulusan PTKI/Ma’had Aly penerima beasiswa Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2022 yang digelar di Islamic Center Kota Surabaya, Sabtu (20/7/2024).

Lebih lanjut dia menjelaskan selama lima tahun ini Pemprov Jatim sudah menjalin kemitraan dengan 127 perguruan tinggi terdiri dari 107 perguruan tinggi agama Islam, 19 Ma’had Aly dan satu universitas Al Azhar. “Dari lima tahun ini sudah ada 5.860 yang memperoleh beasiswa dari Pemprov, nah yang sekarang ini sudah lulus sebagai sarjana dan sebagai magister ada 2300-san,” sambungnya.

Acara silaturahim yang dihadiri sekitar 1.700 penerima beasiswa ini digagas dalam rangka supaya lulusan program sarjana dan program magister yang memeperoleh biasiswa dari Pemprov bisa bertemu. Sehingga banyak hal yang bisa mereka perbuat.

“Outputnya percepatan pengembangan SDM pesantren, karena dulunya guru ngaji itu sangat sulit untuk meraih sarjana karena HR mengajar ngaji itu sangat kecil. Dan tidak mungkin studi sampai sekian. Oleh karena itu, dengan program Pemprov ini mereka itu merasa terbantu,” tandasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa hadir dan memberikan pengarahan dalam acara tersebut. Khofifah memaparkan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya pesantren dan pendidikan diniyah di Jawa Timur. Semua penerima beasiswa Pemprov Jatim adalah para calon pemimpin dan harus menjadi pembelajar sejati.

“Menjadi pemimpin adalah menjadi pembelajar sejati. Harus terus menaikkan kapabilitas dan terus meningkatkan kompetensi. Karena semakin tinggi posisi seorang pemimpin dimanapun berada maka semakin besar pula tanggung jawabnya,” tegas Khofifah.

Ia pun kemudian menyebutkan data Global Competitiveness Index tahun 2023, dimana Indonesia berada di urutan ke 34. Masih di bawah Singapura di urutan 4 dan juga Malaysia di urutan 27. Begitu juga berdasarkan data Global Innovation Index tahun 2023, Indonesia berada di urutan 61. Sedangkan Malaysia berada di urutan 36 dan Singapura ada di urutan ke 5.

Dengan kondisi ini, Khofifah mengatakan bahwa SDM di Indonesia tidak ada pilihan lain selain mengejar ketertinggalan dengan meningkatkan kualitas SDM. Salah satunya adalah seperti yang dilakukan Pemprov Jawa Timur bersama dengan LPPD dengan menyediakan program beasiswa jenjang sarjana dan magister bagi lulusan pesantren.

“Pendidikan menjadi sistem rekayasa sosial terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan, mengangkat harkat dan martabat serta kemajuan Bangsa. Maka harapan besar kami semua sejatinya ada di Pundak panjenengan semua,” tegas Khofifah.

Untuk memberikan hak yang sama pada mereka yang tidak menjangkau pendidikan tinggi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya menaikkan kualitas, kapasitas dan kompetensi.  “Selain itu juga meningkatkan mobilitas social, mengangkat harkat martabah dan status social dan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat demi memutus mata rantai kemiskinan,” tegasnya.

Lebih lanjut Khofifah pun menegaskan bahwa generasi yang saat ini harus disiapkan untuk menyambut Indonesia Emas 2045. Menuju Indonesia Emas, dibutuhkan generasi yang memiliki nasionalisme yang kuat, memiliki personal quotient yang tinggi mulai dari IQ, EQ, SQ dan juga AQ, serta memiliki penguasaan pada Digital Quotient yang meliputi digital citizenship, digital creativity dan digital entrepreneurship.

“Maka menyambut masa depan Indonesia Emas 2045 tersebut, pendidikan pesantren adalah factor kunci populasi usia produktif menjadi bonus demograsi. Kalau tidak dioptimalkan maka justru akan menjadi bencana demografi,” tegasnya.

Pada seluruh peserta yang hadir, Khofifah menyampaikan bahwa dengan semakin kompleks tantangan masa depan, ilmu dan sosial, maka menjadi pembelajar sejati adalah sebuah keniscayaan yang harus dilakukan.

“Siklus 3E menjadi kunci pembelajar sejati. Yaitu tak lelah melakukan eksperiment, terus berlatih diri untuk mendapatkan pengalaman dan juga berlatih menjadi expert atau ahli. Seorang expert selalu adaptif pada perubahan, siap berkompetisi dan tak segan bersinergi,” pungkas Khofifah.

Turut hadir dalam acara ini, Asisten Administrasi Umum Setdaprov Jatim Dr Ahmad Jazuli MSi, Ketua LPPD Provinsi Jawa Timur Prof Dr Abdul Halim Soebahar, Plt Kakanwil Kemenag Jawa Timur Mufi Imron Rosyadi dan juga para Rektor dan Ketua Perguruan Tinggi Keagamaan Islam se Jawa Timur. (*)

Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.