
Surabaya – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menekankan pentingnya menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itu disampaikan dalam Pelantikan/Prasetya Perwira (Praspa) TNI-Polri di Lapangan Banda Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) Bumi Moro, Surabaya, yang dilakukan secara virtual oleh Presiden RI Joko Widodo, Selasa (14/7/2020).
“Saya ingin menyampaikan pidato Trisakti Bung Karno tahun1963. Tahun 63 Bung Karno pesan kepada bangsa Indonesia, yang pertama berdaulatlah secara politik. Ada independensi di dalam mengawal Negara Kesatuan RepublikIndonesia, bagaimana mengawal kedaulatan rakyat, Bagaimana mengawal kedaulatanNegara Kesatuan Republik Indonesia,” tandasnya.
Khofifah menandaskan, untuk menjaga kedaulatan NKRI antaralain yaitu menjaga kedaulatan pangan bagi bangsa Indonesia. Beras adalahkomoditas politik kalau sampai krisis pangan, maka bisa berpotensi terhadapkemungkinan terjadinya instabilitas politik. “Maka, saya yakin seluruh jajaranTNI, jajaran Polri akan berada di Garda terdepan,” katanya.
Menjaga kedaulatan pangan tidak hanya harus bermula dari lingkaranberapa ribu hektar, berapa ratus hektar, tapi dimulai dari rumah masing-masing.Edukasi ini sudah dilakukan di lingkungan prajurit TNI Angkatan Laut dan di lingkunganibu ibu Jalasenastri. Sehingga, lanjutnya, menjaga kedaulatan pangan bukanotoritas Kementerian Pertanian saja, bukan otoritas pakar pertanian saja, tapihari ini TNI Polri ada di barisan paling depan untuk menjaga ketahanan panganNasional.
“ Artinya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesiaantara lain harus dibangun dari pondasi kedaulatan pangan kita, ini menjadisatu kesatuan untuk bisa mengukuhkan bagaimana Negara Kesatuan RepublikIndonesia ditopang oleh berbagai kedaulatan kedaulatan yang ada di sektormasing-masing,” paparnya.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga menegaskanbahwa Bung Karno juga berpesan supaya masyarakat Indonesia bisa berdikarisecara ekonomi. Terkait dengan masalah ekonomi ini, Khofifah menandaskan bahwasaat ini orang tidak lagi bercerita tentang kompetisi, namun mereka akan lebihtertarik dengan berkolaborasi. “Kalau ingin sukses, hari ini kita harusmelakukan kolaborasi dengan membangun strong Partnership. Kita membutuhkankemitraan yang kuat di antara satu dengan yang lain,” jelasnya.
Strong partnership ini seperti yang terjalin pada jajaran ketentaraan,dimana ada TNI AL, TNI AU, TNI AD. Kemudian dalam bidang pengamanan dilakukan dengankepolisian. Kemudian, kemitraan juga dijalin diantara seluruh jajaranketentaraan di Indonesia dengan berbagai jaringan ketentaraan di luar negeri.Hal ini tidak lepas dari digitalisasi teknologi mengalami percepatan yang luarbiasa.
“Alutsista dari berbagai dimensi mengalami percepatan yangluar biasa. Suatu saat, saya diajak ke kapal yang sangat modern. Saya diajak keruang dimana ruangan itu bisa mengendalikan teknologi dengan kecanggihan yangluar biasa, kemungkinan kita baru memiliki 1 unit. Pertanyaan saya waktu ituadalah kepada Pangkoarmada 2 yang sekarang Bapak Wakasal, pertanyaan sayabegini. Bapak yang boleh mengoperasikan ruangan ini idealnya minimal IQ berapa?waktu itu Pak Wakasal menjawab rata-rata 140,” cerita Khofifah.
Artinya, lanjut mantan Menteri Sosial ini, bahwaprajurit-prajurit seperti seperti yang sedang dilantik bukan sekadar prajurityang dipilih, tetapi terpilih untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.Prajurit bukan warga yang bisa direkrut secara sederhana, namun prosesnyasecara berlapis, bertingkat, berlanjut dan seterusnya.
Acara itu juga dihadiri oleh Pangdam V/Brawijaya, Pangkoarmada2 juga para pejabat utama dari Mabes TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Darat danTNI Angkatan Udara. (ufi)