
KEDIRI, (Lenteratoday) - Semester I 2024 angka kedatangan Warga Negara Asing (WNA) tercatat 5.086.765 orang. Jumlah tersebut meningkat 7,28 persen dibanding periode yang sama di 2023 dimana tercatat 4.741.243 orang.
Humas Kantor Imigrasi Klas 2 Non TPI Kediri mengutip penjelasan Dirjen Imigrasi Silmy Karim rilis Dirjen Imigrasi Kemenkum HAM mengungkapkan WNA yang masuk ke Indonesia pada semester I2024, sebanyak 68% di antaranya atau sejumlah 3.470.954 orang menggunakan visa on arrival (VoA) serta visa kunjungan.
Bandara Internasional Soekarno Hatta - Banten, Bandara Internasional Ngurah Rai - Bali dan Bandara Internasional Yogyakarta - DIY menjadi tiga bandara paling banyak dilewati pelintas mancanegara.
Sementara itu, tiga pelabuhan internasional dengan volume perlintasan terbesar terletak di Provinsi Kepulauan Riau, yakni Ferry Terminal Batam Center, Pelabuhan Citra Tritunas Batam, dan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun.
“Saya kira ini progress yang bagus. Kami semakin baik dan begitu pula harapan saya untuk periode-periode berikut. Digitalisasi layanan yang kami terapkan cukup efektif dengan pengajuan visa secara online melalui evisa.imigrasi.go.id di mana penggunanya terkoneksi dengan autogate di bandara-bandara besar,” jelas Dapot, Senin (15/4/2024).
Dia menjelaskan, hal ini merupakan implementasi dari pelaksanaan fungsi fasilitator pembangunan kesejahteraan masyarakat untuk mendukung ekosistem ease of doing business dalam bidang perizinan keimigrasian. Layanan visa menjadi pioner pelayanan publik di Indonesia dalam memfasilitasi pembayaran penerimaan negara secara online langsung dari luar negeri menggunakan kartu kredit.
“Kami fokus pada peningkatan layanan publik berbasis digital. Termasuk juga kami siapkan infrastruktur di perlintasan dan pengintegrasian sistem dengan database imigrasi. Kami inginkan seamless experience, pengalaman layanan Imigrasi yang mudah dan cepat yang bisa dirasakan WNA yang akan datang ke Indonesia, tentunya tanpa mengabaikan unsur selective policy,” ujarnya. (*)
Reporter: Gatot Sunarko/rls | Editor : Lutfiyu Handi