21 April 2025

Get In Touch

SPPG Wadul DPRD Jatim, 12 Pabrik Gula Terancam Tidak Beroperasi

SPPG saat menggelar audiensi dengan Komisi B DPRD Jatim.
SPPG saat menggelar audiensi dengan Komisi B DPRD Jatim.

Surabaya – Setidaknya ada 12 pabrik gula (PG) di Jatim yang terancam tidak beroperasi karena bahan baku tebu diserobot oleh dua pabrik gula swasta yaitu PG PT RMI dan PG PT KTM. Akibatnya, puluhan ribu pekerja juga terancam kehilangan mata pencaharian mereka.

Kondisi tersebut disampaikan oleh Serikat Pekerja Pabrik Gula (SPPG) yang berasal dari PTPN X dan XI saat audiensi dengan komisi B DPRD Jawa Timur, Senin (13/7/2020). Ketua serikat pekerja perkebunan PTPN XI, M Arief mengatakan bahwa sebalumnya pendirian pabrik swasta ini sudah melakukan komitmen untuk pengambilan bahan baku dari wilayah mereka.

Bahkan, dua PG milik swasta itu juga disinyalir tidak ikutmelakukan pembinaan terhadap para petani tebu namun mereka mengambil hasil panenpara petani itu untuk dibeli. Dengan demikian, PG yang telah melakukanpembinaan menjadi kekurangan pasokan bahan baku berupa tebu. Akibat, tindakanmain serobot tersebut, lanjut Arief, maka bisa menjadikan 12 PG lainnya tidakberoperasi lagi.

“Ini yang paling mengerikan adalah berdampak padapengangguran terbuka yang akan muncul dengan sendirinya. Saat ini Jawa Timurpunya dua pabrik besar,  namun akanmenutup 12 pabrik dan potensinya, serta 12.000 tenaga langsung akan hilangpekerjaannya di sini dan berpotensi sampai berdampak pada 250.000 orang,”terangnya.

Untuk itu, Arief berharap pemerintah daerah bisa turunlangsung dan hadir untuk membela PG pribumi yang ada di Jawa Timur. Jika permohonanmereka tidak mendapatkan respon dari pemerintah sampai delapan hari kedepan, makamereka mengancam akan melakukan aksi demo besar-besaran yang melibatkan semuakaryawan pabrik gula se-Jawa Timur. “Kami akan turun aksi jika audiensi kamitidak direspon,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Jatim, Alyadi Mustofamengatakan pada intinya mereka mengeluhkan bahan baku tebu yang seharusnyadisuplay ke 12 PG milik pemerintah ada sebagian yang diambil oleh dua pabrikgula milik swasta. Dia menandaskan bahwa, kemungkinan hal ini terjadi lantaran adapersaingan harga, dimana PG swasta itu membeli tebu dengan harga lebih mahal.

Melihat kondisi tersebut, maka sangat memungkinkan ada persainganharga dimana pihak swasta membali dengan harga lebih tinggi. Dengan demikian ketikapetani akan lebih memilih menjual tebu mereka ke pembali yang berani lebihmahal. “Petani kan melihat dimana harganya tinggi. Jadi ini butuh evaluasi,kaitannya dengan harga kenapa kalah sama swasta,” katanya.

Pihaknya juga menilai ada regulasi yang dilanggar oleh PTRMI dan PT KTM. Pihaknya pun sedang mengkaji dengan Dinas Perkebunan Jatim.“Kami merekomendasikan ada teguran dan minta kepada 12 pabrik gula sebelumnyajuga harus evaluasi diri, kenapa harganya kalah saing dengan swasta itu,”pintanya.

Yang dikeluhkan PTPN itu, lanjut Politisi PKB ini, adalahkarena dua pabrik gula swasta ini tidak memiliki petani binaan. “Jadi kesannyanyerobot. Kemudian lintas kabupaten. Kemungkinan dua pabrik gula swasta ini adayang dilanggar,” paparnya.

Di tempat yang sama, Anggota Komisi B DPRD Jatim lainnya,Agatha Retnosari mengatakan akan memanggil pihak terkait agar menemukan titikterang atas persoalan tersebut. Bahkan pihaknya akan menggelar pertemuan denganmengundang Polda serta pihak dari kedua Pabrik gula. “Kita kan tidak bisa hanyamendengar dari satu pihak. Namun jika dalam kajian kami memang ada pelanggaran,maka kami akan rekomendasikan dicabut ijinnya kalau perlu pabriknya ditutup,” tandasAgatha politisi asal Fraksi PDIP Jatim ini.

Melihat kondisi tersebut, Kepala Dinas Perkebunan PemprovJatim, Karyadi membenarkan kejadian itu, dimana ada sikap PG swasta yang merebutbahan baku tebu, sementara membeli tebu petani diluar wilayah produksi mereka.

“Dalam pendiriannya mereka (PG swasta) ini punya komitmenhanya mengambil bahan baku dari wilayahnya, RMI misalnya itu di daerahnya,”tandasnya. Bahkan, Pemkab Blitar menuturkan pada awalnya tebu di Blitar berlimpahtapi tidak punya Pabrik (gula). Kemudian didirikan pabrik gula tesebut, namunsetelah ada pabrik bahan tebu di Blitar tidak mencukupi sehingga PG tersebutmengambil dari wilayah lain. (ufi)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.