
MALANG (Lenteratoday) - Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Dodik Teguh Pribadi, mengklaim rendahnya tingkat kelahiran sebagai salah satu penyebab kurangnya jumlah peserta didik baru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Malang.
Untuk mengatasi masalah ini, Disdikbud Kota Malang telah membuat kebijakan agar SDN yang masih belum memenuhi pagu peserta didik baru, dapat membuka Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) secara luring atau offline.
Dodik menyebutkan hingga saat ini masih ada 100 dari total 195 SD Negeri di Kota Malang yang mengalami kekurangan siswa.
"Jadi di juknis, itu mengatakan manakala sampai akhir PPDB itu pagu di SDN masih ada yang kurang, maka sekolahan bisa membuka PPDB secara offline sampai pagunya terpenuhi," ujar Dodik, Kamis(11/7/2024).
Salah satu persyaratan dalam PPDB jenjang SD adalah Kartu Keluarga (KK), yang harus beralamat di Kota Malang. Menurut Dodik, calon siswa yang berdomisili di luar Kota Malang harus menunggu pembukaan PPDB offline, untuk dapat mendaftar ke SD Negeri di Kota Malang.
"Jadi kalau ada SD yang masih belum memenuhi pagu, bisa ditunggu sampai ditutupnya PPDB di tanggal 15 Juli nanti," ungkapnya.
Situasi ini, kata Dodik, sudah sering terjadi setiap tahun dan biasanya sekolah-sekolah berhasil memenuhi pagu mereka setelah PPDB luring dibuka.
Lebih lanjut, Dodik juga menyoroti beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya jumlah peserta didik baru untuk jenjang SD. Salah satunya yakni rendahnya tingkat kelahiran penduduk, sehingga berakibat pada berkurangnya anak usia SD.
"Kalau menurut saya, ya program Keluarga Berencana (KB) nya berhasil. Sehingga memang masyarakat sudah gak ada anak usia SD lagi," paparnya.
Selain itu, Dodik juga menyebutkan adanya wilayah di Kota Malang dengan banyak sekolah yang berdekatan, sehingga orang tua cenderung memilih sekolah yang dianggap lebih baik.
Kondisi ini, sambung Dodik, menunjukkan perlunya strategi pemasaran dan peningkatan kualitas di setiap sekolah untuk menarik minat orang tua dan siswa.
"Ini juga bergantung pada kemampuan kepala sekolah untuk mengekspose sekolahnya. Seperti di SDN Polehan 3, itu kan dulu favorit, sekarang kalah dengan SDN Polehan 4," tukasnya.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais