
SURABAYA (Lenteratoday)- Nevan Azka Fiardy, Siswa kelas 8 SMPN 1 Surabaya sukses mengolah sampah organik dengan metode magot untuk dijadikan beragam produk pupuk kering, pupuk cair, hingga makanan ayam.
Nevan bercerita, ia sengaja memilih proyek tersebut karena saat ini belum banyak masyarakat yang melakukan pengolahan sampah organik.
"Sampah organik yang saya olah ini adalah buah-buahan dan kadang sayuran. Karena di sini kan perkampungan dan Surabaya merupakan kota padat penduduk. Kalau sampah lain bisa menyebabkan bau. Kalau sampah buah ini memang sama-sama bau tapi tidak terlalu menyengat," kata Nevan, Rabu (3/7/2024).
Untuk melakukan proyek tersebut, Nevan memanfaatkan lahan berukuran 20 x 2 meter milik warga RT 07 RW 05 Kelurahan Lontar. Menariknya, untuk mengurangi bau dari sampah organik yang ia kelola, Nevan menggunakan metode ember-ember tumpuk.

"Metode ember-ember tumpuk ini sudah terbukti minim bau. Jadi saya gunakan dua ember jadi tingkat," tuturnya.
Nevan menjelaskan, pada tingkat ember paling atas, ia mengisi dengan sampah organik yang sudah didapatkannya dari para nasabah. Setelah itu, ia memasukkan baby magot.
"Setelah itu saya diamkan di situ saya kasih makan rutin dua hari sekali. Setelah tiga minggu, baru saya panen. Itu saya pisahkan magot sendiri sampah organiknya sendiri. Untuk magotnya yang sudah besar saya pisahkan. Dan sisa sampah organiknya saya keringkan menjadi pupuk kompos," jelasnya.
Sementara, pada ember di bagian bawah terdapat serat-serat sampah organik yang menjadi air. "Nah air itu bisa dijadukan pupuk cair yang sudah terbukti ampuh untuk menumbuhkan tanaman. Sekali panen pupuk kering bisa dapat sekitar 48 kg, kalau pupuk cair bisa 24 liter. Saya menjualnya Rp 5- Rp 20ribu," tambahnya.
Selanjutnya, untuk magot yang ia panen dikembangkan lagi di rumah kelambu untuk dibudidayakan dan sebagian lagi diolah menjadi pakan ayam.
Pelajar kelahiran Surabaya, 17 Februari 2011 ini mengatakan, jika ia mendapatkan sampah organiknya dari para pedagang buah atau pedagang pasar yang ia sebut sebagai nasabah. Total saat ini, Nevan sudah mempunyai 28 nasabah.
"Hari biasa bisa saya bisa dapat minimal 25 kg-50 kg sampah organik. Kalau weekend saya grebek pasar bisa dapat 300 kg -400 kg," ucapnya.
Dengan adanya proyek ini, pelajar yang masuk 20 besar pemilihan Pangeran dan Putri Lingkungan 2024 tingkat SMP ini berharap bisa membantu untuk melestarikan lingkungan. "Dan semoga semain banyak pula masyarakat yang melakukan pengolahan sampah organik ini," tukasnya.
Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH