
KEDIRI (Lenteratoday)– KPU Kota Kediri menargetkan partisipasi angka pemilih di Pilkada serantak 2024 mencapai 80 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap. Target tersebut jauh lebih tinggi dibanding saat Pileg dan Pilpres 2024 beberapa waktu lalu sebesar 76 persen.
Target tersebut diungkap Komisioner KPU Divisi Perencanaan Data dan Informasi, Nia Sari, saat rakor dan sosialisasi persiapan pilkada 2024 dengan badan ad hoc dan stakeholder, serta mengundang pejabat Pemkot Kediri di salah satu hotel di Kota Kediri, Senin (1/7/2024) malam.
Kehadiran pejabat Pemkot Kediri sebagai narasumber untuk memberikan wejangan atau nasihat kepada anggota badan ad hoc dalam hal ini PPK dan PPS.
”Pada acara ini ini kita mengundang PPK bersama sekretaris kemudian PPS bersama sekretaris jadi. Memang agak banyak begitu, lebih besar dari biasanya,” kata Nia Sari.
Dia menambahkan, kegiatan ini sebagai pembekalan tambahan, di mana teman-teman ini kan sudah mulai running tahapan. Dari Pemkot Kediri memberikan semacam nasihat-nasihat sebagai penyelenggara pemilu agar tetap berpegang teguh terhadap asas sebagai penyelenggara pemilu.
“Tadi Kepala Kantor Kesbangpol Kota Kediri, Tanto Wijohari mewakili Pj Wali Kota Zanariah Kediri menyampaikan beberapa materi, salah satunya ya itu tadi sesuai sumpah dan janji ketika teman-teman badan adhoc itu Dilantik,” terang Nia Sari
Lebih lanjut Nia Sari memohon doa agar semua warga Kota Kediri berbondong-bondong menggunakan hak pilih mereka dengan datang ke TPS, pada, 27 November 2024 mendatang. Sehingga target partisipasi pemilih 80 persen dari DPT bisa tercapai. “Mohon daoanya semua pihak” ujarnya.
Menyinggung proses pencocokan penelitian (coklit), Nia Sari menjelaskan berlangsung 4 minggu, 24 Juni-25 Juli 2024. Hingga Senin (1/7/2024) sore, data yang masuk di E-coklit sudah mencapai 53,33%. “Itu progres yang diselesaikan pantarlih lewat E-coklit. Jika dihitung secara manual tidak lewat E-coklit, saya yakin melebihi itu,” katanya.
Diungkapkan, pantarlih biasanya datang ke lapangan dulu kemudian mencoklit pakai manual begitu ya, pakai format E-coklit kemudian baru berkirim ke E-coklitnya, yang dihitung laporan by E-coklit pada hari ke-8 sebesar 53% persen. Melihat hal ini minggu kedua tidak menutup kemungkinan sudah 100 persen atau minimal mendekati 100 persen.
“Sehingga pada minggu ketiga dan keempat itu teman-teman PPS itu bisa melakukan evaluasi hasil dari E-coklitnya. Proses penyelenggaraan pilkada ini nanti tidak serumit penyelenggaraan Pemilu,” ungkap Nia Sari.
Menurit Nia Sari hal ini dikarenakan hanya ada dua surat suara dan seperti saat Pilpres dan keabsahan hanya dilihat satu coblosan, jadi cepat. Sedangkan kalau pada pileg, saat membuka surat suara dibutuhkan waktu mulai membuka membaca kemudian menulis dan menyalin itu mungkin butuh waktu 1 sampai 2 menit, tapi di Pilkada ini diperkirakan kurang 1 menit selesai, pukl 16.00 di tiap TPS kelar.
Semtara itu Tanto Wijohari mengatakan bahwa inti kegiatan rakor dan sosialisasi tersebut untuk menekankan tupoksi badan ad-hoc sat Pilkada serentak 2024 di tingkat kecamatan dan kelurahan harus paham tupoksinya. “Sesuai pada saat pelantikan dan mengucapkan sumpah janji harus benar-benar dijalankan pada saat bertugas, ” katanya. (*)
Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Lutfiyu Handi