
MALANG (Lenteratoday) - Bermula sebagai seorang guru honorer, Eva Sophia Hayati (60) kini sukses menjadi pengusaha daster khas Malang yang digemari oleh para pejabat istana.
Dengan perjalanan usaha yang telah berlangsung hampir dua dekade, ia berhasil membuktikan ketekunan dan inovasi dapat membawa kesuksesan yang tak terduga.
Eva mengatakan, usaha yang mulanya dikenal dengan nama "Omah Daster" ini, kini lebih populer dengan sebutan "Daster Eva", nama yang diberikan oleh para pelanggan karena keakrabannya dengan konsumen.
"Saya saat ini memperkerjakan 100 orang lebih. Ketika dilanda pandemi Covid-19 waktu itu, alhamdulillah produksi kami tetap eksis," ujar Eva, Sabtu (22/6/2024).
Perempuan 3 anak ini menyebutkan, salah satu keunikan dari usahanya tersebut yakni pengelolaan limbah yang ramah lingkungan. Menurutnya, setiap potongan kain perca akan dimanfaatkan hingga tidak ada yang terbuang sia-sia. Limbah kain lainnya, sambung Eva, juga diolah menjadi berbagai pernak-pernik seperti hiasan sandal dan tas.
“Hampir tidak ada limbah. Semua dimanfaatkan, sampai kain perca terkecil pun saya salurkan ke kelompok tuna netra untuk dijadikan kerajinan tangan,” jelasnya.

Lebih lanjut, produk Eva mengaku jika produknya ini telah merambah pasar hingga ke Istana Negara dan bahkan ke luar negeri seperti Brunei Darussalam dan Abu Dhabi. Meski demikian, Eva mengakui bahwa untuk ekspor ke wilayah Asia Tenggara, produknya masih kalah bersaing dengan produk dari negara lain seperti Thailand.
"Di Jakarta, toko kami ada karena permintaan ibu-ibu pejabat di sana yang mengaku suka dengan produk khas Malang, termasuk daster saya," tambahnya.
Eva menyampaikan, pekerjaaannya sebagai guru honorer kala itu yang tidak memiliki jaminan pensiun, mendorongnya untuk memulai usaha ini. “Saya berpikir, di umur saya yang semakin bertambah, saya harus mandiri. Terlebih anak saya tiga, saya ingin mereka sukses, tidak seperti saya,” katanya.
Kini, Eva menyebut bahwa usaha daster ini telah berhasil memproduksi sebanyak 4000 buah setiap bulan, sehingga mampu memberinya kemandirian finansial dan jaminan pensiun yang lebih baik. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi