
BLITAR (Lenteratoday) - Diduga kecanduan game online, pelajar SMA di Kabupaten Blitar nekat bunuh diri. Karena handphone (HP) miliknya disita orang tua, sehari sebelum kejadian.
Kasi Humas Polres Blitar, Iptu Heri Irianto mengatakan, peristiwa ini diketahui pertama kali oleh saksi, yaitu orang tua korban sendiri.
"Kejadian orang meninggal dunia gantung diri di Dusun/Desa Sumberurip RT03/RW02, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar," ujar Iptu Heri, Sabtu(15/6/2024).
Adapun tempat kejadian di rumah korban, sesuai alamat diatas lanjut Iptu Heri. Diketahui, Sabtu(15/6/2024) sekitar jam 12.30 WIB, korban SAN (17) pelajar kelas XI SMA Negeri Talun, Kabupaten Blitar.
"Ditemukan pertama oleh saksi Agus Wiyadi (43) dan Sulasni (44), yang juga orang tua korban sendiri. Sepulang dari Kota Blitar," kata Iptu Heri.
Berdasarkan keterangn saksi dan hasil pemeriksaan, diungkapkan Iptu Heri pada Sabtu(15/6/2024) pagi saksi (orangtua korban) berangkat ke kota Blitar. Korban (SAN) ditinggal di rumah sendirian.
"Ketika kembali kerumah sekitar pukul 12.30 WIB, saat masuk kedalam rumah mendapati korban sudah dalam posisi gantung diri di tangga menuju lantai dua rumahnya. Dengan menggunakan kabel listrik," ungkapnya.
Menurut keterangan kedua saksi, saat diketemukan posisi korban setengah jongkok (kedua kaki ditekuk ke belakang). Selanjutnya kedua saksi segera melepas kabel yang menjerat leher korban, serta menurunkan korban dan melapor ke perangkat desa diteruskan ke polisi.
Selain kronologis ditemukannya korban, polisi juga menggali dugaan motif apa yang mendorong korban nekat mengakhiri hidupnya. Ternyata dari keterangan saksi yang juga orang tua korban, dalam kesehariannya selama ini kecanduan game online.
"Sehari sebelum kejadian handphone milik korban disita oleh kedua saksi, dikarenakan korban dalam beberapa hari terakhir mengurung diri dikamar untuk bermain game online," papar Iptu Heri.
Sehingga kuat dugaan, korban yang sudah kecanduan game online gelisah dan tertekan. Sampai akhirnya korban nekat bunuh diri, karena tidak bisa bermain game setelah handphone disita.
Iptu Heri menyatakan pihak keluarga menerima atas meninggalnya korban sebagai musibah, serta membuat surat pernyataan tidak menghendaki untuk dilakukan tindakan autopsi.
"Karena memang tidak ditemukan adanya indikasi tindakan kekerasan di tubuh korban, serta keluarga tidak menghendaki autopsi maka jenazah korban langsung dimakamkan," bebernya.
Ditambahkan Iptu Heri kejadian ini diharapkan bisa menjadi pelajaran bersama, baik orang tua maupun anak-anak.
"Agar lebih perhatian terhadap keseharian anak-anaknya, tidak membiarkan terlalu lama (mambatasi) bermain handphone. Mengajak anak lebih banyak melakukan kegiatan positif, selain bermain handphone," imbuh Iptu Heri (*)
Reporter: Arief Sukaputra|Editor: Arifin BH