20 April 2025

Get In Touch

Senam Guru Indonesia Unesa Pecahkan Rekor MURI

Peserta Senam Guru Indonesia (SGI) Unesa
Peserta Senam Guru Indonesia (SGI) Unesa

SURABAYA (Lenteratoday) -Sebanyak 2.000 guru se-Kota Surabaya mengikuti Senam Guru Indonesia (SGI) yang baru saja diluncurkan oleh Badan Pendidikan Profesi Guru (BPPG) Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

Menariknya, gerakan Senam Guru Indonesia tersebut berhasil mencatatkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai universitas pertama yang menginisiasi senam guru.

Kepala BPPG UNESA, Dr. Fatkur Rahman Kafrawi, M.Pd., mengatakan, senam guru yang diluncurkan untuk mengembalikan tradisi senam kebugaran jasmani yang dulu pernah populer.

"Tujuannya adalah untuk meningkatkan aktivitas fisik dan kebugaran para guru dan masyarakat pada umumnya," ucapnya, Sabtu (8/6/2024).

Dia menyebut bahwa senam guru tersebut digagas berdasarkan kajian ilmiah yang menunjukkan rendahnya tingkat kebugaran fisik masyarakat Indonesia. 

Berdasarkan data, hanya sekitar 3.513 masyarakat Indonesia yang melakukan aktivitas kebugaran fisik. Padahal idealnya, salah satu faktor untuk membuat SDM Indonesia yang unggul adalah setidaknya ada 10.000 lebih masyarakat yang beraktivitas atau berolahraga. 

"Dari kajian tersebut, PPG Unesa sebagai pencetak calon guru yang diproyeksikan untuk pendidikan nasional ke depan harus mampu menginisiasi program efektif yang disarankan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK)," tuturnya.

Fatkur menjelaskan bahwa MURI dan medali bukanlah target utama Uneaa, tetapi perubahan mindset dari guru-guru di Indonesia agar lebih peduli dengan olahraga dan kebugaran fisiknya.

Baginya, gerak tubuh bukanlah kewajiban, melainkan kebutuhan yang nantinya menjadi investasi individu dalam rangka menunjang etos kerja dan mampu menjawab tantangan global.

Sehingga jika seorang guru tidak memiliki badan yang bugar sewaktu mengajar, maka dikhawatirkan nantinya akan datang dengan emosi yang kurang stabil dan hal tersebut berpotensi mempengaruhi suasana proses pengajaran di dalam kelas.

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Temu Ismail, S.Pd., M.Si., yang hadir dalam kegiatan tersebut menyebut bahwa kegiatan ini merupakan bentuk praktik yang cukup baik dan mampu menjadi contoh bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) lainnya.

Kegiatan ini nantinya akan diajukan ke Kemendikbud agar dapat diimplementasikan secara nasional dalam tahapan-tahapan tertentu. Ia percaya, jika implementasi ini berhasil, maka bukan hanya guru yang mendapat dampak positifnya, melainkan siswa juga ikut merasakan manfaatnya (*)

Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.