15 April 2025

Get In Touch

Sekeluarga Tewas Tertimbun Longsor di Ende NTT

Petugas TNI-Polri dan warga mengevakuasi korban tanah longsor di Ende, NTT.(foto/ist.Polres Ende).
Petugas TNI-Polri dan warga mengevakuasi korban tanah longsor di Ende, NTT.(foto/ist.Polres Ende).

ENDE (Lenteratoday) - Sekeluarga 4 orang warga Kelurahan Rewarangga, Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Nusa Tenggara Timur (NTT), dikabarkan tewas tertimbun longsor pada pukul 05.30 WITA, Jumat(7/6/2024).

Kapolsek Ende Selatan, Iptu Sudarmin Syafrudin mengatakan mereka yang tewas adalah Bernardus Bata (55), Hendrika Oka (40), Maria Avika Wonga (7) dan Ecan (1).

"Empat korban meninggal dunia di atas tempat tidur," tutur Iptu Sudarmin mengutip detikBali, Jumat(7/6/2024).

Sudarmin mengatakan pada Jumat pagi warga setempat mendengar gemuruh longsor, mereka lalu keluar rumah dan melihat tanah telah menimbun rumah Bernardus Bata.

Penduduk, lanjut Sudarmin bergegas menolong dan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Ende Selatan. Namun, nyawa empat orang tersebut tak tertolong.

"Jenazah kemudian dibawa ke RSUD Ende untuk pembersihan," kata Sudarmin.

Sudarmin menambahkan rumah Bernardus memiliki luas sekitar 12 meter persegi, terbuat dari bambu dan seng serta berada di bawah tebing setinggi 10 meter.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan empat korban meninggal dunia dalam musibah tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Ende, NTT.

"Ya jumlah itu berdasarkan data terkini yang kami terima, dari tim reaksi cepat bencana," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari di Jakarta dirilis Antara, Jumat(7/6/2024) .

Dia menjelaskan bahwa keempat korban tersebut diketahui berasal dari satu keluarga warga Kelurahan Rewarangga, Kecamatan Ende Timur.

Para korban dievakuasi petugas gabungan dan warga setempat lainnya dari tumpukan material rumah yang roboh karena tanah longsor.

Tim BNPB mengonfirmasi evakuasi korban berlangsung beberapa saat, setelah bencana yang dipicu hujan deras pada Jumat pagi sekitar pukul 06.00 WITA itu.

Hingga saat ini tim petugas gabungan BPBD, Basarnas, Tagana, TNI/Polri masih disiagakan di lokasi kejadian untuk membantu kebutuhan warga sekaligus mengantisipasi dampak bencana susulan.

Pasalnya, berdasarkan laporan peringatan dini yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diketahui wilayah Nusa Tenggara Timur berstatus waspada cuaca ekstrem.

Status waspada BMKG itu berlaku untuk sejumlah daerah meliputi Kabupaten Ende, Sikka, Kupang, Rote Ndao, Sabu Raijua, Pulau Sumba, Alor dan Flores Timur masih berpotensi dilanda hujan sedang, kilat dan angin kencang sore hari ini hingga, Sabtu(8/6/2024) pagi.

BNPB terus memberikan asesmen, dengan harapan dalam kondisi demikian juga terjalin koordinasi yang baik antarinstansi dan warga daerah setempat, sehingga potensi dampak bencana bisa cepat di atasi dan diminimalkan.

Editor:Ais

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.