
TUNIS (Lenteratoday) - Gerakan Palestina Hamas menyambut baik usulan Presiden Amerika Serikat Joe Biden tentang gencatan senjata di Jalur Gaza.
Sebelumny, Biden mengatakan bahwa Israel telah menawarkan kepada Hamas usulan tiga tahap baru dengan peta jalan yang akan mengarah pada penghentian permusuhan di Jalur Gaza serta pembebasan semua sandera.
"Gerakan Perlawanan Islam Hamas menyambut baik gagasan pidato Presiden AS Joe Biden … dalam seruannya untuk gencatan senjata permanen, penarikan pasukan pendudukan dari Jalur Gaza, rekonstruksi (Jalur Gaza) dan pertukaran tahanan," kata Hamas dalam sebuah pernyataan dikutip Sabtu (1/6/2024).
Senada, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyambut baik peta jalan gencatan senjata di Jalur Gaza serta pembebasan sandera antara Israel dan kelompok Palestina, Hamas, yang diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden.
"Kita telah menyaksikan terlalu banyak penderitaan & kehancuran di Gaza. Ini waktunya berhenti," kata Guterres di X.
Menyatakan menyambut inisiatif Presiden Biden, Guterres mendorong semua pihak untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk gencatan senjata, pembebasan semua sandera, serta pembukaan akses kemanusiaan tanpa hambatan ke Jalur Gaza.
"Dan pada akhirnya perdamaian abadi di Timur Tengah," tulisnya.
Juru Bicara PBB Stephane Dujarric sebelumnya mengatakan kepada Anadolu dalam sebuah pernyataan bahwa Guterres sangat berharap usulan Biden akan mengarah pada "perdamaian abadi."
Baca juga: Palestina minta Dewan Keamanan PBB lindungi Gaza
"Selama berbulan-bulan Sekretaris Jenderal telah mendorong gencatan senjata, akses kemanusiaan penuh dan tanpa batas, serta pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera yang ditahan di Gaza," kata Dujarric.
Biden mengatakan sebelumnya bahwa Israel menawarkan Hamas kesepakatan gencatan senjata yang terdiri dari tiga tahap, yang diharapkan akan mengakhiri permusuhan di Jalur Gaza.
Proposal itu juga diharapkan dapat mengamankan proses pembebasan sandera yang ditahan di daerah kantong yang terkepung selama berbulan-bulan.
Biden mengimbau Hamas untuk menerima kesepakatan tersebut dan mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengatasi tekanan dari anggota koalisi pemerintahannya yang menentang rencana tersebut.
Sumber: Anadolu,ist/Editor: widyawati