
SURABAYA (Lenteratoday) - Ciputra Film Festival (CFF) kembali hadir di Surabaya, pada tahun ketiga kegiatan yang bertujuan memberikan ruang dan mengapresiasi karya sineas muda di Indonesia mengambil tema "Unseen".
Ketua pelaksana kegiatan, Farouqi Rosihan Amril mengatakan, tema tersebut dipilih karena ia ingin mengangkat fenomena serta isu-isu sosial yang tak terlihat di masyarakat.
"Jadi di Indonesia banyak beragam suku, budaya, bahasa dan di situ banyak cerita-cerita yang belum terungkap. Ada juga isu-isu yang belum banyak diperhatikan oleh masyarakat seperti isu diskriminasi minoritas, hak perempuan yang terabaikn. Jadi kita ingin mengajak sineas untuk mengangkat hal itu," kata Farouqi usai konferensi pers di Atrium Ciputra World Surabaya, Selasa(28/5/2024).
Ia mengungkapkan dalam festival film ini, sineas muda diberi peluang untuk bebas menyuarakan dari sudut pandangannya masing-masing.
"Nah, disinilah film menjalankan peran oenting sebagai medium penyampaian pesan," ungkapnya.
Dalam kegiatan ini pula, pihaknya juga menggandeng puluhan anak-anak di bangku Sekolah Dasar (SD) untuk dikenalkan dalam dunia perfilman sejak dini. Mereka diajarkan terkait hal-hal dasar pembuatan film, hingga bagaimana cara menggunakan kamera untuk menghasilkan sebuah fil.
"Kita ingin menumbuhkan bibit-bibit para sineas sejak dini. Dengan melakukan ini, kita bisa menumbuhkan passion dari anak-anak, siapa tahu ke depan mereka ingin bikin film," tuturnya.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat menumbuhkan kepekaan masyarakat terkait hal-hal yang tidak terlihat.
"Harapannya, karena film ini medium yang benar-benar kuat untuk menyampaikan pesan ke masyarakat luas, jadi kita ingin menumbuhkan awareness yang tidak terlihat tadi," tukasnya.
Diketahui, dalam kegiatan ini terdapat 617 peserta yang mendaftarkan diri. Dari jumlah tersebut hanya 40 peserta yang lolos.
Reporter:Amanah/Editor:Ais