
SURABAYA (Lenteratoday) -Plh. Gubernur Jawa Timur Bobby Soemiarsono menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-116 di Halaman Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (20/5/2024).
Dalam sambutannya, Bobby mengajak generasi muda menguasai teknologi untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Pasalnya, kemajuan teknologi telah menghampiri kehidupan sehari-hari dan menjadi peradaban saat ini. Perkembangan inovasi teknologi telah mendorong perubahan kehidupan manusia secara revolusioner.
“Yang menguasai teknologi, maka akan menguasai peradaban. Penguasaan teknologi merupakan keniscayaan bagi kita. Untuk itu generasi muda Indonesia harus tampil sebagai penguasa teknologi, untuk menyongsong Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.
Seperti diketahui bersama, adopsi teknologi digital menjadi salah satu penopang dalam pertumbuhan suatu bangsa, baik dalam aspek bisnis, sosial dan ekonomi.
Tingkat penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 79,5 persen dari total populasi. Ini diperkuat dengan potensi ekonomi digital ASEAN yang diperkirakan meroket hingga USD 1 triliun pada tahun 2030.
Oleh karena itu, Bobby berharap potensi ini mendukung percepatan transformasi digital sekaligus membuka peluang bagi Indonesia untuk keluar dari middle-income trap.
Kompromi dengan perkembangan teknologi
Sementara itu, Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengatakan, di era digitalisasi saat ini masyarakat harus bisa menguasi kemajuan teknologi. Hal ini ia sampaikan saat menjadi inspektur upacara Hari Kebangkitan Nasional di Taman Surya, Senin (20/5/2024).
“Untuk menyongsong Indonesia Emas, sudah menjadi keniscayaan bagi kita semua untuk menguasai teknologi. Kita harus berkompromi dengan perkembangan teknologi dan digitalisasi itu,” kata Pria yang akrab disapa Cak Ji ini.

Cak Ji menuturkan, jika kolaborasi antara generasi muda dengan generasi tua harus terus dibangun, sehingga generasi tua ini juga bisa mengikuti perkembangan zaman, mengikuti perkembangan teknologi dan digitalisasi.
Meski demikian, ia meminta anak muda Surabaya untuk tidak lengah dengan kemajuan teknologi itu. Hal ini penting untuk membeda-bedakan mana yang bermanfaat dan mana yang tidak bermanfaat, karena keduanya kini sudah campur aduk.
“Jadi, kalau misalnya ada berita atau video-video yang sekiranya bisa meracuni generasi muda, maka mereka harus bisa menangkalnya dengan digitalisai pula. Saya yakin anak muda Surabaya sudah bisa mengatasi itu semuanya,” pungkasnya (*)
Reporter: Lutfiyu Handi-Nur Amanah