16 April 2025

Get In Touch

Ada 9,9 Juta Pengangguran Gen Z

Sejumlah pelamar kerja mengantre untuk dapat masuk ke dalam lokasi Bursa Kerja. Foto: ANTARA NEWS
Sejumlah pelamar kerja mengantre untuk dapat masuk ke dalam lokasi Bursa Kerja. Foto: ANTARA NEWS

JAKARTA (Lenteratoday) - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap adanya 9,9 juta penduduk Indonesia usia muda atau yang dikenal dengan Gen Z tanpa kegiatan atau youth not in education, employment, and training (NEET) pada tahun 2023. Jumlah tersebut mencapai 22,25% dari total penduduk usia 15-24.

Bahkan, pada tahun mereka juga masuk dalam indikasi tenaga kerja potensial yang tidak terberdayakan.

Sementara itu, Ekonom UI, Ninasapti Triaswati mengatakan jika menilik kondisi ekonomi RI dalam 10 terakhir, pertumbuhan RI di kisaran 5%, namun  tidak mampu mendorong penciptaan lapang kerja yang drastis.

Menurutnya, hal ini tidak lepas dari prioritas pengembangan sektor manufaktur berbasis tambang yang sedikit menyerap tenaga kerja. Sementara, industri padat karya seperti industri tekstil dan alas kaki tengah menghadapi gelombang PHK.

“Angka pengangguran tinggi ini akan memberatkan ekonomi karena terkait penerimaan pajak dan pencapaian target pertumbuhan ekonomi,” katanya dikutip dari CNBCIndonesia.

Dia juga mengatakan bahwa dalam menghadapi kondisi ini diperlukan upaya pemerintah untuk mendorong penyerapan tenaga kerja formal. Hal itu juga mendorong kinerja sektor yang potensial menyerap lapangan kerja, salah satunya sektor pertanian.

“Banyaknya pengangguran Gen Z khususnya yang lulusan sarjana S1 membuat Indonesia kehilangan momentum bonus demografi,” kata Direktur Kebijakan Publik Celios Media Wahyudi Askar, dikutip dari haluan kepri.

Sebagai informasi, bonus demografi terjadi saat jumlah penduduk usia produktif jauh lebih banyak dibandingkan penduduk usia lanjut yang tidak produktif. Mereka yang masuk usia produktif termasuk kelompok generasi Z atau Gen Z.

Di satu sisi, Presiden Terpilih 2024, Prabowo Subianto juga berambisi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 85%. Dengan demikian maka diharapkan akan mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak. (*)

Sumber : CNBCIndonesia/haluan kepri | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.