20 April 2025

Get In Touch

Serangan Tank Israel Tewaskan Seorang Staf PBB di Gaza

Kolonel Waibhav Anil Kale, seorang mantan perwira angkatan darat India, terbunuh pada hari Senin (13/5/2024). (Foto: BBC)
Kolonel Waibhav Anil Kale, seorang mantan perwira angkatan darat India, terbunuh pada hari Senin (13/5/2024). (Foto: BBC)

LONDON (Lenteratoday) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa kematian seorang staf asal India minggu ini di Gaza akibat serangan tank Israel terhadap kendaraan yang dikendarai staf tersebut.

Sta tersebut diketahui bernama Kolonel Waibhav Anil Kale. Staf merupakan mantan perwira militer India ini meninggal dunia pada hari Senin (13/5/2024) setelah sebuah kendaraan PBB diserang di dekat kota Rafah. Sedangkan, seorang staf lainnya mengalami luka-luka.

Kematian Kolonel Kale adalah yang pertama bagi seorang pekerja internasional PBB di Gaza sejak dimulainya konflik.

Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa insiden tersebut sedang ditinjau.

Pada hari Rabu (15/5/2024), Wakil Juru Bicara PBB, Farhan Haq mengatakan bahwa organisasi tersebut “tidak ragu” bahwa tembakan dari tank Israel menghantam bagian belakang mobil, yang jelas-jelas ditandai sebagai kendaraan PBB.

Haq mengatakan bahwa organisasi tersebut ingin mengetahui situasi di mana serangan itu terjadi dan sedang berdiskusi dengan pihak berwenang Israel.

Ia menambahkan bahwa Departemen Keselamatan dan Keamanan PBB (UNDSS) yang mempekerjakan kedua staf tersebut, telah membentuk sebuah panel pencari fakta untuk menyelidiki insiden tersebut.

PBB sebelumnya mengatakan bahwa kedua pekerja tersebut sedang dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Eropa di dekat Rafah ketika kendaraan mereka ditembak.

Rekaman yang diunggah di media sosial dan diverifikasi oleh BBC menunjukkan sebuah kendaraan PBB yang ditandai dengan beberapa lubang peluru di luar rumah sakit.

Militer Israel mengatakan penyelidikan awal mengindikasikan bahwa kendaraan tersebut ditembak di zona tempur aktif dan tidak diketahui rutenya.

Namun PBB mengatakan bahwa kendaraan itu ditandai dengan jelas dan rencana pergerakannya telah diumumkan sebelumnya kepada pihak berwenang Israel.

Kolonel Kale, 46 tahun, berasal dari negara bagian Maharashtra, India barat dan telah bergabung dengan UNDSS di Gaza beberapa minggu sebelum serangan. Ini adalah penugasan pertamanya di wilayah tersebut.

“Dia mengatakan kepada saya bahwa dia bergabung dengan PBB karena tampaknya ini adalah cara terbaik untuk membuat perubahan,” kata Gilles Michaud, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Keselamatan dan Keamanan, dalam sebuah pernyataan.

“Dia mendaftar untuk bekerja mendukung orang-orang yang sangat membutuhkan bantuan; di tempat yang paling berbahaya, pada saat krisis yang tak terbayangkan. Hal ini menunjukkan karakternya,” katanya.

Kale telah menghabiskan 22 tahun di militer India sebelum ia memilih untuk pensiun dini; ia kemudian bekerja di sebuah perusahaan swasta, kata keluarganya kepada BBC Marathi.

Tetapi karena tidak puas dengan pekerjaan di belakang meja, ia bergabung dengan UNDSS pada bulan April.

“Waibhav Kale, seorang warga India, tidak ada hubungannya dengan Hamas atau Israel atau perang ini. Tapi dia telah mengorbankan hidupnya untuk perdamaian. Sekarang, perdamaian harus dipulihkan di Gaza,” kata sepupunya, Chinmay Kale, kepada media setempat.

Misi India untuk PBB di New York mengatakan bahwa “belasungkawa yang terdalam bersama keluarga Kolonel Kale”.

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres mengatakan pada hari Senin bahwa ia “sangat sedih” mengetahui kematian pekerja tersebut dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga mereka, demikian ungkap Farhan Haq dalam sebuah pernyataan.

Dalam sebuah pernyataan terpisah, Guterres mengatakan bahwa lebih dari 190 staf PBB telah terbunuh di Gaza sejak perang dimulai.

Selain Kolonel Kale, enam pekerja bantuan internasional dan seorang kolega Palestina dari badan amal makanan internasional World Central Kitchen juga tewas dalam serangan Israel pada awal April lalu.

Kematian mereka memicu protes internasional dan IDF memecat dua perwira senior atas insiden yang digambarkan sebagai “kecelakaan besar”.

Israel melancarkan kampanye militer di Gaza dengan tujuan untuk menghancurkan Hamas - yang menguasai Gaza - sebagai tanggapan atas serangan lintas batas kelompok tersebut ke Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, di mana sekitar 1.200 orang terbunuh dan 252 orang lainnya disandera.

Lebih dari 35.090 orang telah terbunuh di Gaza sejak saat itu, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas. (*)

Sumber: BBC
Penerjemah: Lambang (mk) | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.