21 April 2025

Get In Touch

Walikota Madiun Inisiasi Lahan Tidur Kota jadi Perkebunan Palawija

Walikota Madiun Inisiasi Lahan Tidur Kota jadi Perkebunan Palawija

Madiun - Memasuki era new normal Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun terus berupaya untuk berinovasi. Salah satunya, Walikota Madiun, Maidi ingin lahan tidur yang selama ini tak terpakai bakal disulap menjadi lahan tani perkebunan palawija atau sayur dan buah-buahan.

Hal ini ia sampaikan saat kerja bakti dan meninjau lahan pertanian Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) bersama kelompok tani di depan Rusunawa, Kecamatan Nambangan Lor Kota Madiun, Jumat (3/7/2020).

Berdasarkan pantauannya lanjut walikota, era new normal membuat kebutuhan pokok masyarakat melonjak, namun tidak diringi dengan persediaan yang ada di pasar. Oleh karena itu Inisiasi perubahan lahan ini dirasa tepat, guna menekan angka inflasi tersebut

"Yang saya khawatirkan 3 bulan kedepan inflasi cari barang ga ada. Maka lahan tidur semuanya kita hidupkan. Di kota ini kurang lebih sampai 20-30 hektaran semua. Karena ada 18 hektar semua saya hidupkan dengan kelompok tani. Sekian ratus hektar sudah ditanam padi tebu Tapi yang tidur ini ditanam cabe, bawang merah, tomat, timun, terong, kacang panjang itu lengkap semua," bebernya.

Nantinya para kelompok tani akan difasilitasi lahan gratis untuk menanam palawija tersebut. Tak hanya itu persedian pupuk dan air juga akan digratiskan khusus untuk cocok tanam di lahan ini.

"Saya kasih gratis tidak usah nyewa. Karena nanti dibeli oleh masyarakat kita semua. Enam bulan yang lalu 10 hektar sudah jadi, sekarang sudah panen bagus. Mulai cabe, bawang merah semuanya sudah panen. Sekarang yang masih 20 hektar lebih ini, baru akan kita mulai. Jadi nanti giliran sana panen sini baru tanam. Sini panen sana baru tanam," jelasnya.

Walikota berharap ke depan masyarakat Kota Madiun bisa hidup mandiri dan tidak ketergantungan dengan daerah lain. Karena selama ini menurutnya masyarakat kota sebagian besar masih memasok hasil tani dari daerah sekitar. Selain itu sasaran penjualan ini hanya untuk Kota Madiun sendiri.

"Yang juga saya khawatirkan saat musim kemarau ini yang biasanya jika musim hujan banyak sayur sekarang tidak nanam sayur, maka kita inisiatif untuk menanam sendiri dan pasok di Kota sendiri," pungkasnya.

Menindaklanjuti hal tersebut Kepala Dinas Pertanian Kota Madiun, Muntoro Danardono langsung mensosialisasi kepada para kelompok tani. Ia mempertanyakan kesanggupan para petani untuk menanam tanaman palawija tersebut.

Tak dapat dipungkiri selama ini petani di Kota Madiun sebagian besar ialah para petani padi dan belum terbiasa menanam sayur dan buah-buahan.

"Kita bicara dengan kelompok tani sanggup apa tidak menanam sayuran . Kalau gak sanggup Pak Wali saran akan memperkerjakan petani dari luar. Tapi sepanjang masih sanggup akan dikerjakan oleh petani warga Kota Madiun. Disini kelompok tani 39," ungkapnya.

Muntoro menambahkan, untuk irigasinya sementara Dinas Pertanian masih menggunakan air PDAM. Namun ia berharap kedepannya lahan palawija ini akan disirami air irigasi. Karena menurutnya air irigasi sebagian besar sudah mengandung pupuk dan bagus untuk pertumbuhan tanaman itu sendiri.

"Sumur PDAM ini kan ngambil air tanah karena air tanah itu belum tercampur kaporit. Biasanya kalau tanaman disiram air kaporit biasanya cenderung tidak bagus. Tapi kami berharap pakai air irigasi, tapi ini masih kita cek saluran airnya masih berfungsi atau tidak," tutup Muntoro. (ADV)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.