
MALANG (Lenteratoday) - Rencana investasi hotel bintang lima di area Taman Krisa Budaya Jatim (TKBJ), Soekarno-Hatta, Kota Malang, saat ini masih dalam proses pertimbangan oleh pihak pemilik aset, yakni Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim.
Hal tersebut dikonfirmasi Kepala Dinas Ketenagakerjaan, Penanaman Modal, dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang, Arif Tri Sastyawan, Sabtu (27/4/2024). Menurutnya, Pemkot Malang siap untuk memfasilitasi segala persyaratan perizinan sesuai aturan yang berlaku, apabila Pemprov menyetujui rencana penanaman modal di area tersebut.
"Saat ini pihak investor masih berproses di Pemprov, informasinya seperti itu. Entah itu terkait kerjasama pemanfaatan atau apa, itu masih negosiasi bersama pihak Pemprov," ujar Arif.
Arif menegaskan, jika investor telah ditentukan oleh Pemprov Jatim, Pemkot Malang akan segera membantu proses perizinan, yang di antaranya termasuk perizinan Online Single Submission (OSS), Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR), hingga perizinan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).
"Termasuk untuk analisis dampak lalu lintas (andalalin) dan analisis dampak lingkungan (amdal) nya juga kita akan libatkan masyarakat. Sehingga apa yang jadi masukan warga, akan kita tuangkan di amdalnya nanti," tambah Arif.
Diketahui, hotel bintang lima yang akan dibangun di area seluas 2,7 hektare ini, ditaksir memiliki nilai investasi mencapai Rp 500 miliar. "Pemkot Malang ingin membuka investasi sebesar-besarnya, tapi ini kan aset milik Pemprov, jadi mereka yang menentukan investor mana yang terpilih," jelas Arif.
Lebih lanjut, jika proyek ini disetujui oleh pihak Pemprov Jatim, Arif menyebutkan, hal itu akan menjadi bagian penting dari pengembangan kawasan Suhat yang sedang direncanakan untuk menjadi pusat wisata milenial.
Pasalnya, kawasan ini telah memiliki banyak kafe, wisata kuliner, dan fasilitas lainnya, tetapi belum memiliki hotel bintang lima. Selain itu, area yang juga dekat dengan banyak kampus, diharapkan investasi ini akan mendukung kebutuhan akomodasi di wilayah Suhat.
"Jadi kalau sesuai keinginannya Pak Pj Wali Kota, pinginnya kawasan Suhat ini dijadikan pusat wisata milenial. Kalau konsep kolonial kan sudah ada di Kayutangan Heritage," tukasnya.
Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH