
SURABAYA (Lenteratoday) - Perusahaan asal Belanda, Foodventures yang berfokus terhadap sektor pertanian melakukan kunjungan ke Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur.
Dalam kunjungannya tersebut, Foodventures menawarkan kepada Kadin Jatim untuk melakukan kerjasama di bidang agrikultur dan pertanian dengan membawa teknologi pertanian dari Belanda untuk diterapkan di Jatim.
Business Development Southeast Asia Foodventures, Lennart Knot menjelaskan bahwa pihaknya merupakan perusahaan besar yang telah lama dan teruji untuk berkiprah di sektor pertanian, terutama greenhouse.
"Kami membawa teknologi pertanian greenhouse farming yang sudah eksis di Belanda sejak hampir satu abad, kami berambisi membawa teknologi ini ke ekosistem pertanian negara lain yang belum menerapkan greenhouse farming," jelasnya, Kamis (25/04/2024).
Saat ini, Foodventures tengah membuat studi visibilitas untuk menjajaki kemungkinan melakukan investasi dan kerjasama di Indonesia sekaligus membawa tujuan transfer teknologi pertanian, termasuk di Jatim.
"Jatim adalah salah satu pilihan karena memiliki wilayah yang pasarnya cukup besar, jumlah penduduk yang besar, dan menjadi gerbang masuk untuk ke wilayah Indonesia timur. Infrastruktur juga sangat memadai, seperti adanya Tol Trans Jawa," jelas Lennart Knot.
Lennart Knot membeberkan bentuk kerjasama yang akan diterapkan, bisa dalam bentuk supplier, pelanggan atau partner pemasaran dan investasi pertanian terutama mencakup komoditas holtikultura, seperti sayur dan buah.
"Investasi akan berfokus terhadap Holtikultura, untuk nilai akan kami sesuaikan tergantung ukuran dan teknologinya, kurang lebih 50 miliar untuk satu proyek," bebernya.
Sementara itu, Ketua Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto merespon positif dengan menyatakan bahwa investasi tersebut merupakan peluang untuk perkembangan pertanian di Jatim dan peluang bagi pengusaha serta petani di Jatim untuk belajar teknologi pertanian, seperti Greenhouse dan hidroponik sebagai media menanam komoditas holtikultura, khususnya paprika, tomat, dan timun.
"Ini merupakan peluang bagi pengusaha pertanian di Jatim untuk bekerjasama. Investor Belanda ini sangat terbuka, bisa sekaligus investasi, sewa lahan, dan lainnya. Silahkan untuk dimanfaatkan," katanya.
Adik Dwi Putranto menuturkan, meskipun teknologi greenhouse dan hidroponik dapat dikatakan mahal, namun teknologi tersebut sangat efisien untuk jangka panjang karena produksi pertanian tidak mengenal musim di sepanjang tahun.
Dirinya turut menambahkan, potensi pasar Holtikultura hidroponik dalam negeri sangat besar sehingga fokus awal akan ditujukan kepada pasar dalam negeri. "Komoditas sayuran hidroponik memiliki nilai jual tinggi dibanding komoditas yang dikembangkan dengan teknologi non hidroponik," imbuhnya.
Untuk itu, Adik Dwi Putranto mendorong potensi dari proyek ini sebagai media melakukan edukasi terhadap masyarakat luas bahwasannya teknologi hidroponik sangat efektif untuk mengembangkan nutrisi yang ada di dalam tanaman komoditas pertanian.
"Perkembangan dan penyebaran hama semakin berlanjut saat ini, sehingga teknologi hidroponik bisa sebagai langkah untuk menghindari hama dan ketidakpastian iklim terutama dalam periode pertanian yang jangka panjang," pungkasnya.
Reporter: Pradhita (mg)|Editor: Arifin BH