19 April 2025

Get In Touch

Meski Panen Melimpah, Kebutuhan Cabai di Kota Malang Belum Tercukupi

Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan (kiri) saat meninjau hasil panen cabai di salah satu lahan kelompok tani Kecamatan Kedungkandang. (Dok. Dispangtan Kota Malang).
Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan (kiri) saat meninjau hasil panen cabai di salah satu lahan kelompok tani Kecamatan Kedungkandang. (Dok. Dispangtan Kota Malang).

MALANG (Lenteratoday) - Meskipun produksi cabai di Kota Malang terbilang melimpah, namun hal tersebut belum dapat mencukupi kebutuhan konsumsi cabai di Kota Malang.

Diketahui, di Kecamatan Kedungkandang saat ini memiliki luas lahan yang ditanami cabai mencapai total 40 hektare, sedangkan di wilayah Kecamatan Lowokwaru mencapai sekitar 36 hektare lahan cabai. Dari luasan lahan di 2 wilayah tersebut, berhasil memproduksi cabai mulai dari ratusan kilogram hingga ribuan ton.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan, mengatakan kendati produksi cabai terus meningkat, namun Kota Malang bukanlah daerah produsen cabai. Sehingga menurutnya belum mampu mencukupi kebutuhan konsumsi cabai di tingkat kota.

"Sehingga perlu ada support dukungan dari daerah lain. Bisa melalui kerjasama antar daerah, bisa langsung melalui mekanisme pasar yang berjalan," ujar Slamet, saat dikonfirmasi melalui sambungan selular, Jumat (22/3/2024).

Slamet menambahkan, proses panen yang berlangsung secara bertahap juga membuat jumlah cabai yang tersedia di pasaran tidak dapat segera mencukupi permintaan harian masyarakat Kota Malang. "Ya, karena kan panennya bertahap, sementara kebutuhan konsumsi cabai setiap hari terus ada," tambahnya.

Lebih lanjut, pada Kamis (21/3/2024) kemarin, Slamet mengaku telah melakukan pemantauan terhadap hasil panen cabai di lahan Kelompok Tani (Poktan) Sido Makmur, Kecamatan Kedungkandang. Dari pemantauan tersebut, menurutnya telah menghasilkan panen cabai sejumlah 125 kilogram, dari 4 kali panen.

Dalam konteks ini, Slamet juga menjelaskan adanya perbedaan masa panen di setiap lokasi dan Poktan di Kecamatan Kedungkandang. "Salah satunya seperti di Poktan Sido Makmur Lesanpuro, yang baru melakukan panen ketiga pada tanggal 15 Maret lalu. Jadi ada perbedaan masa panen di tiap-tiap lokasi, di tiap-tiap poktan. Setiap masa tanam itu panen cabai bisa sampai 10-12 kali," jelasnya.

Mengakhiri pernyataannya, Slamet menyebut bahwa musim hujan saat ini cukup memberikan dampak positif bagi produksi cabai. Namun, beberapa tanaman diakuinya masih mengalami kendala, terutama kriting pucuk tunas daun akibat hujan malam. Untuk mengatasi masalah tersebut, Slamet menekankan pentingnya penggunaan pupuk organik cair dan insektisida guna menjaga kesehatan dan kesuburan tanaman cabai. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.