
JOMBANG (Lenteratoday) - Sedikitnya 10 rumah di Dukuh Jumok Dusun Semberlamong Desa Sambirejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang rusak berat akibat tanah longsor, Rabu (6/3/2024) malam.
Longsor itu sendiri dipicu pergeseran tanah akibat hujan deras beberapa jam yang mengguyur kawasan setempat. Kerusakan tersebut mencakup retakan pada tembok hingga genteng yang rontok.
Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa tersebut. Sebab, begitu mengetahui ada pergerakan tanah dan mulai merusak rumah, warga bergegas berhamburan keluar, mencari tempat perlindungan sementara di rumah kerabat yang lebih aman.
Sekretaris Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Jombang, Amik Purdinata, memastikan tidak ada korban jiwa maupun luka.
"Hujan deras Rabu tadi malam mengakibatkan pergeseran tanah yang semakin parah, memicu kerusakan pada bangunan rumah di Dukuh Jumok," ungkap Amik Purdinata, Kamis (7/3/2024) pagi.
Dikatakan, warga sudah mulai mengungsi sejak semalam. Mereka menyadari potensi bahaya yang mengancam mereka jika tetap bertahan di dalam rumah mereka.
Dijelaskan, sebelumnya, sekitar 2022, kawasan dan permukiman Dukuh Jumok juga mengalami kejadian yang sama. Yakni pergeseran tanah yang berdampak kepada kerusakan rumah warga.
Itu sebanya, FPRB bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang dan Jawa Timur melakukan mitigasi bencana di dusun tersebut. Di antaranya, memberikan pelatihan tanggap bencana kepada warga.
Tak hanya itu, juga dilakukan penelitian melibatkan ITS (Institut Teknologi Sepuluh November) Surabaya terkait munculnya retakan belasan bangunan rumah warga di Dusun Jumok. Penelitian dilakukan sejak 24 Mei hingga 24 Juni 2023.
Tindak lanjutnya, FPRB bersama BPBD Jombang memasang Early Warning System (EWS) alias alat sistem peringatan yang akan berbunyi jika terjadi getaran pada tanah.
"Tadi malam alat tersebut berbunyi. Itu sebab, warga langsung meninggalkan lokasi. Sebanyak 10 rumah rusak parah. Tapi tidak ada korban jiwa maupun luka," kata Amik.
Reporter: sutono/Editor: widyawati