
JAKARTA (Lentratoday) - Andri, seorang penjual pakaian berusia 40 tahun di pusat perbelanjaan Tanah Abang Jakarta Pusat, sibuk mengemas pakaian yang akan dikirim kepada pembelinya melalui ekspedisi dan sebelahnya terdapat tumpukan paket yang siap dikirim.
"460 paket untuk hari ini," katanya ketika Xinhua mengunjungi tokonya pada hari Minggu lalu. Fakta lucunya adalah bahwa tidak ada seorang pun yang datang ke tokonya pada hari itu. Kebanyakan pelanggannya adalah pembeli online.
"Anda bisa melihat bahwa tidak seorang pun datang ke sini, tetapi ratusan orang memeriksa produk-produk di akun toko online saya setiap hari berkat teknologi bernama toko online," katanya.
Andri mengatakan aplikasi toko online yang paling sering digunakannya, dan menarik paling banyak pelanggan, adalah Tokopedia. Ribuan orang telah mengikuti akun toko miliknya dan ini membuat bisnisnya berkembang sehingga dia bisa mendapat Rp 30 juta (1.915 dolar AS) dalam sebulan. Pendapatan ini jauh lebih tinggi dibandingkan hanya Rp 4 juta rupiah (255 dolar AS) yang pernah dia dapatkan sebelum usaha toko online.
Tokopedia adalah perusahaan e-commerce raksasa Indonesia, sebuah entitas bisnis dari Grup GoTo Indonesia yang merupakan perusahaan teknologi internet terbesar di negara itu. Entitas tersebut telah bergabung dengan platform media sosial Tiongkok, TikTok, sejak pertengahan Desember 2023.
Tokopedia, yang mayoritas sahamnya sekarang dikendalikan oleh TikTok, sedang memperkuat strategi bisnis untuk penjual lokal agar UMKM di Indonesia mendapat manfaat.
Andri mengatakan, dia mulai mendapatkan lebih banyak pembeli sejak menggunakan e-commerce TikTok sebelum penggabungan kedua perusahaan tersebut.
"Sejak toko online populer, pedagang offline semakin kehilangan pelanggan. Tetapi kemudian saya menyadari bahwa teknologi tidak mengalahkan kita, tetapi kita yang harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Pada saat itu, e-commerce TikTok memberikan fitur-fitur yang mudah bagi kami penjual untuk menjual produk kami secara online," kata Andri.
Serupa dengan Andri, Hana Maulida Rompas, seorang wanita berusia 39 tahun, juga menjual aksesori wanita buatan tangan di toko online miliknya. Dia mengatakan bahwa sejak menjadi penjual di Tokopedia, Toko TikTok, dan beberapa aplikasi e-commerce lainnya di Indonesia, dia tidak perlu lagi menyewa rumah toko.
"Saya bisa menjual produk saya di rumah saja. Saya bisa mendapatkan lebih banyak pembeli tanpa perlu membayar sewa rumah toko bulanan," katanya kepada Xinhua baru-baru ini.
Rompas mengatakan dia belajar banyak tentang pemasaran produk dari pelatihan yang disediakan oleh TikTok. Platform tersebut secara rutin menyediakan kelas online gratis dan pelatihan offline setiap kuartal tahun untuk membantu UMKM memahami ekosistem pemasaran digital sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan pemasaran mereka.
Pelatihan offline terbaru diadakan pada 17 hingga 18 Januari tahun ini di Jakarta, di mana Rompas adalah salah satu dari 600 peserta yang menghadirinya.
"Ini adalah pelatihan yang sangat bermanfaat. Kami diajarkan cara membuat konten, menggunakan platform digital untuk mengembangkan bisnis kami, memasarkan produk kami, dan bersaing di platform digital," katanya.
Pelatihan untuk UMKM yang diselenggarakan oleh TikTok didukung oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Kementerian BUMN. Inisiatif tersebut telah berjalan sejak tahun 2021.
Digitalisasi UMKM telah menjadi prioritas utama pemerintah Indonesia karena telah menargetkan 30 juta UMKM untuk bergabung dengan platform digital pada tahun 2024. Berdasarkan data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, hingga Desember 2023, telah ada 27 juta UMKM yang melakukan bisnis secara online.
"Program pelatihan bertujuan untuk membantu para pemain UMKM mengoptimalkan pemasaran, branding, dan praktik bisnis berkelanjutan mereka, dan memberikan dasar yang kuat bagi pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis mereka. "Dengan dukungan dari pemerintah dan pihak lainnya, kami berharap dapat membantu UMKM memaksimalkan potensi bisnis mereka di e-commerce dan mempercepat transformasi digital Indonesia," ujar Haryobimo Pramudito, Kepala Bisnis Kecil dan Menengah TikTok Indonesia.
Loto Srinaita Ginting, staf ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM dari Kementerian BUMN Indonesia, mengatakan pemerintah akan terus mendukung program-program yang membantu UMKM bertransformasi sepenuhnya digital.
"Kami akan berupaya terus memfasilitasi dan membantu bisnis lokal untuk memperluas bisnis mereka ke pasar global melalui digitalisasi," kata Ginting. (*)
Sumber: Xinhua
Penerjemah: Yuda (mk) | Editor : Lutfiyu Handi