
LOS ANGELES (Lenteratoday) - Lebih dari 350.000 rumah dan bisnis di California terkena pemadaman listrik setelah badai membawa hujan lebat dan angin berkekuatan badai di negara bagian tersebut pada Senin (05/02/2024). Pemadaman ini merupakan dampak lanjutan dari badai yang awalnya mempengaruhi pasokan listrik lebih dari satu juta rumah dan bisnis.
Badai di California merupakan bagian dari pola cuaca Pineapple Express, yang membawa hujan lebat dari Pasifik tropis ke wilayah barat Amerika Utara. Dengan dua Pineapple Express yang berurutan dalam seminggu terakhir, situasi cuaca diperkirakan semakin mengkhawatirkan karena dapat memicu banjir, longsor, dan pemadaman listrik yang meluas.
Kini pihak berwenang berupaya meningkatkan kewaspadaan dan persiapan guna menghadapi ancaman cuaca yang terus berlanjut, sambil memberikan bantuan kepada warga yang terdampak.
Gubernur California, Gavin Newsom, telah mendeklarasikan keadaan darurat di delapan wilayah negara bagian tersebut.Selain itu, peringatan banjir bandang dikeluarkan untuk beberapa wilayah di Los Angeles, Santa Barbara, dan San Luis Obispo. Langkah-langkah darurat ini diambil menyusul dampak buruk dari badai yang melanda negara bagian itu, dalam upaya pemerintah untuk memitigasi situasi darurat yang dihadapi oleh masyarakat.
Dikutip dari Reuters, Selasa (06/02/2024), dari keterangan yang diberikan oleh Jeff Smith, juru bicara dari Pacific Gas and Electric Co (PG&E), lebih dari satu juta pelanggan telah berhasil mendapatkan kembali pasokan listrik mereka. Ia melanjutkan bahwa situasi masih menunjukkan bahwa sekitar 370.000 pelanggan masih terdampak pemadaman listrik di tengah hari. Pemulihan total mungkin memerlukan waktu lebih lama dari yang diperkirakan.
Smith mengatakan bahwa sekitar 3.000 staf PG&E tengah berupaya memperbaiki 248 tiang listrik dan 150 trafo yang rusak akibat dampak badai. Dia menyatakan bahwa proses pemulihan aliran listrik diperkirakan dapat berlangsung hingga hari Selasa (06/02/2024).
Los Angeles mencatat curah hujan tertinggi yang pernah terjadi ketiga kalinya dalam sejarah bulan Februari sejak tahun 1877, menurut Kantor Layanan Cuaca Nasional AS pada hari Minggu (04/02/2024). Fenomena ini disebabkan oleh risiko tinggi akan banjir yang mengancam jiwa dan merusak. Peringatan ini diperkirakan akan berlangsung hingga Selasa sore. (*)
Sumber: Reuters
Penerjemah: Aria (mk) | Editor : Lutfiyu Handi