
JAKARTA (Lenteratoday) - Pemerintah Selandia Baru telah mengajukan permintaan pembebasan segera untuk pilot Susi Air, Phillip Mehrtens, yang telah disandera selama setahun oleh separatis di wilayah Papua. Hal ini diungkapkan oleh menteri luar negeri pada hari Senin (05/02/2024).
"Kami sangat mendesak mereka yang menahan Phillip untuk segera membebaskannya dan tanpa melukainya. Penyanderaannya yang terus berlanjut tidak melayani kepentingan siapa pun," kata Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters dalam sebuah pernyataan.
Sebuah faksi bersenjata dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), yang merupakan bagian dari pemberontakan Organisasi Papua Merdeka (OPM), telah menculik seorang pilot pada tanggal 7 Februari 2023. Pilot bernama Mehrtens, diculik setelah mendaratkan pesawat komersial kecil di daerah pegunungan terpencil di Nduga. TPNPB-OPM mengancam untuk menembak Mehrtens jika tuntutan mereka terkait kemerdekaan Papua tidak dipenuhi dalam pembicaraan negosiasi. Hal ini diungkapkan oleh sumber-sumber yang terkait pada hari Senin.
Di wilayah barat pulau Papua yang kaya akan sumber daya alam, pertempuran yang terus berlanjut untuk mendapatkan kemerdekaan telah meningkat secara bertahap. Situasi ini terkait dengan kontroversi seputar status pulau tersebut yang secara resmi menjadi bagian dari Indonesia setelah sebuah pemungutan suara yang diawasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1969.
Menteri Luar Negeri Selandia Baru juga menyatakan bahwa berbagai lembaga pemerintah terus bekerja keras dengan rekan-rekan mereka di Indonesia untuk memastikan pembebasan Mehrtens.
Pemerintah Indonesia telah mengutamakan upaya negosiasi dengan para pemimpin agama dan masyarakat untuk membebaskan pilot tersebut. Mereka menyadari resiko operasi militer di daerah pegunungan yang sulit dijangkau.
Sebelumnya, kelompok separatisme itu telah merilis video Mehrtens beberapa kali. Mereka memohon kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memfasilitasi pembicaraan terkait kemerdekaan Papua. Dalam satu video, ia terlihat memegang bendera Bintang Kejora, sebuah simbol yang dilarang, selagi dikelilingi oleh anggota-anggota separatis. Kelompok tersebut memohon kepada PBB untuk memfasilitasi pembicaraan terkait kemerdekaan Papua.
Sebby Sambom, juru bicara TPNPB-OPM, menyuarakan seruan untuk melepaskan Mehrtens. Dia menegaskan bahwa tidak ada negara yang pernah meraih kemerdekaannya dengan menyandera. Walaupun demikian, kelompok pemberontak yang sangat terpecah ini belum mempertimbangkan saran tersebut.
Sumber: Reuters
Penerjemah: Aria (mk)
Editor: widyawati