20 April 2025

Get In Touch

Bank Dunia Beri Bantuan 462 Bus Listrik untuk Bandung dan Medan

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat mengunjungi Terminal Cicaheum, Bandung, Minggu (4/2/2024). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah mengantongi hibah dana senilai Rp 1,3 triliun dari Bank Dunia (World Bank), untuk pengadaan bus listrik
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat mengunjungi Terminal Cicaheum, Bandung, Minggu (4/2/2024). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah mengantongi hibah dana senilai Rp 1,3 triliun dari Bank Dunia (World Bank), untuk pengadaan bus listrik

JAKARTA (Lenteratoday) - Pemerintah Indonesia mendapatkan bantuan dana dari Bank Dunia (World Bank) untuk meningkatkan kualitas infrastruktur transportasi di sejumlah kota, di antaranya Medan dan Bandung. Bantuan itu berupa 462 armada bus listrik.

“Dengan adanya bantuan tersebut, kita memiliki ruang fiskal yang memadai. Kita juga akan mendapatkan bantuan 462 armada bus listrik dari Bank Dunia,” ujar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam keterangan resmi yang dikutip pada Minggu (4/2/2024).

Dari total 462 armada bus listrik, Budi Karya tidak merinci berapa jumlah armada yang akan dioperasikan di Medan dan berapa jumlah armada di Bandung.

Sementara itu, Budi Karya memastikan adanya program revitalisasi terminal di Kota Bandung, paling tidak nantinya akan ada 20 rute yang melintas di wilayah tersebut. “Ini tentu akan mengurangi tingkat kemacetan di Kota Bandung,” ujarnya.

Saat ini, ujar Budi Karya, kota Bandung memiliki dua terminal tipe A yang melayani angkutan antar kota antar provinsi yaitu Terminal Leuwipanjang dan Cicaheum. Terminal Leuwipanjang melayani rute dari Bandung dan ke arah Barat, di antaranya ke Jakarta, hingga Sumatera. Sementara Terminal Cicaheum melayani rute dari Bandung ke arah timur seperti di antaranya ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sebagai informasi, anggaran untuk peningkatan kualitas layanan transportasi di Bandung Raya adalah sebesar Rp 1,3 triliun. Anggaran tersebut tidak hanya untuk sarana transportasi saja, melainkan juga untuk pembangunan infrastruktur, seperti halte dan jalur khusus sepanjang kurang lebih 20 kilometer. (*)

Sumber : Tempo | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.