20 April 2025

Get In Touch

Re-Bot, Robot Rehabilitasi untuk Bantu Pasien Pascastroke dengan Kelainan Spastik

Re-Bot, robot rehabilitasi untuk bantu pasien pascastroke dengan kelainan spastik buatan tim dosen dan mahasiswa Telkom University. Foto: Amanah Nur Asiah/Lentera Today
Re-Bot, robot rehabilitasi untuk bantu pasien pascastroke dengan kelainan spastik buatan tim dosen dan mahasiswa Telkom University. Foto: Amanah Nur Asiah/Lentera Today

SURABAYA (Lenteratoday) - Tim dosen dan mahasiswa Telkom University Surabaya baru saja membuat inovasi berupa robot rehabilitasi bernama Re-Bot. 

Robot tersebut dirancang untuk membantu membantu fisioterapi dalam pemulihan fungsi motorik pasien pascastroke dengan kelainan foot drop atau spastik.

Rafly salah satu anggota tim menuturkan, biasanya, pasien pascastroke akan melakukan rehabilitasi yang dibantu langsung oleh terapis. Sayangnya, tidak semua terapis bisa mendampingi setiap waktu.

"Re-Bot ini muncul untuk membantu mengisi jadwal-jadwal kosong yang tadi tanpa terapis, bisa dibantu oleh robot. Sehingga, latihannya (rehabilitasi) bisa lebih intens,” ucap Rafly, Rabu (31/01/2024).

Mahasiswa teknik elektro ini menjelaskan, robot rehabilitasi ini juga dapat membantu agar kaki pasien pascastroke bisa terangkat ketika berjalan.

Re-Bot juga dapat meminimalisir pasien jatuh ketika mengangkat kakinya. “Jadi ini untuk jalan. Ketika jalan akan membantu supaya kaki pasien terangkat. Karena pasien pascastroke akan mengalami kaki jatuh atau foot drop,” jelasnya.

Terkait keunggulan lain yang dimiliki Re-Bot, Rafly mengungkapkan jika robot ini dapat dibuat secara custom sesuai kebutuhan pasien. Selain itu, robot ini juga mempunyai kendali aktif dorsifleksi dan plantarfleksi.

Sementara untuk bahan yang digunakan yaitu polypropylene, karet, dan busa. "Robot ini juga bisa digunakan 2 mode operasi (latihan dan berjalan),  karena terdapat dua sensor di dalamnya. Lalu untuk baterai sendiri kapasitas 1.050 mAh, yang bisa digunakan hingga 8 jam," ucapnya.

Ke depan, Rafly menyebut jika pihaknya akan terus melakukan pengembangan dengan menambahkan sistem monitoring untuk mengontrol pasien dari jarak jauh. 

“Kita kembangkan akan ada telemedecine-nya, jadi 
pasien bisa latihan di rumah, tapi bisa tetap dipantau langsung jarak jauh oleh dokter dan terapis. Selain itu kita tambahkan juga untuk bagian sendi, lutut dan pinggul," tukasnya.

Reporter: Amanah Nur Asiah (mg)/Editor: widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.