
BLITAR (Lenteratoday) - Untuk pertama kalinya Pabrik Gula PT Rejoso Manis Indo (RMI) - Mitr Phol Group menggelar Bersih Pabrik pada 2024, dengan menggelar doa bersama dan santunan pada ratusan anak yatim piatu dan kurang mampu di Blitar Raya.
Seperti disampaikan Manajer Public and Goverment Relation, Putut Hindaruji kalau di pedesaan ada bersih desa, hari ini pertama kalinya menggelar bersih desa. "Sebagai wujud rasa syukur PT RMI, atas kelancaran menjalankan usahanya pada tahun 2023 lalu," ujar Putut, Selasa (30/1/2024).
Lebih lanjut Putut menjelaskan selain bersih-bersih pabrik persiapan menjelang musim giling tahun 2024, PT RMI menggelar doa bersama dan santunan untuk anak yatim piatu dan anak sekolah tidak mampu di Blitar raya. "Ini wujud kepedulian PT RMI terhadap kesejahteraan warga di sekitar pabrik, sekaligus menunjukkan manfaat keberadaan pabrik bagi masyarakat," jelasnya.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, PT RMI hanya memberikan bantuan pada warga sekitar pabrik. Untuk tahun 2024 ini, digelar juga doa bersama dan santunan anak yatim piatu serta anak sekolah tidak mampu. "Supaya hubungan sosial semakin bagus, tumbuh rasa peduli dan memiliki serta turut menjaga keberadaan pabrik. Termasuk doa dari anak yatim piatu, semoga menjadi berkah agar pabrik lancar berproduksi dan memberikan manfaat positif untuk masyarakat Blitar," tandasnya.
Pada Bersih Pabrik tahun 2024 ini, total ada 120 anak yatim piatu dan anak sekolah tidak mampu yang mendapat santuan berupa uang tunai serta makanan tambahan.
Disinggung mengenai target produksi pada 2024 ini, Putut mengungkapkan kalau ada penurunan target dibanding 2023 lalu. "Kalau pada 2023 target nya 1,2 juta ton giling tebu, tahun 2024 ini turun menjadi 1,1 juta ton," ungkapnya.
Belum tercapainya target 2023, dari 1,2 juta ton hanya mencapai 1,170 juta giling tebu. Menurut Putut karena pengaruh dampak perubahan iklim global, adanya Elnino sehingga belum bisa mencapai target. "Tahun 2024 kami menargetkan giling tebu 1,1 juta ton, karena melihat kondisi terik yang berkepanjangan sehingga berdampak pada petani tebu di Blitar dan wilayah sekitarnya," beber Putut.
Ditambahkan Putut kalau sejak 2022 lalu panen global tidak mencapai target pemerintah 2,4 juta ton tebu, sementara realisasinya hanya 2,1 juta ton tebu. "Sementara untuk memenuhi kebutuhan nasional gula 7,4 juta ton, hasil produksi nasional hanya 2,1 juta ton gula jadi sisanya sekitar 60 persen harus impor," imbuhnya.(*)
Reporter : Arief Sukaputra | Editor : Lutfiyu Handi