
JAKARTA (Lenteratoday) - Kehadiran AI Chat GPT dinilai bukan sebagai ancaman bagi dunia Pers, namun malah bisa membawa manfaat untuk mendukung kinerja redaksi. Saat ini sudah ada beberapa media di Indonesia yang memanfaatkan AI untuk penunjang kinerja mereka.
Manfaat AI untuk media ini diangkat dalam forum diskusi media yang membahas isu disrupsi teknologi digital dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang belakangan menjadi perhatian publik. Diskusi yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Panitia Pelaksana HPN dan Komunitas Pers Nasional ini merupakan kegiatan dalam rangkat menyonsong peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2024 tanggal 9 Februari mendatang.
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Dr. Usman Kasong, S.Sos, M.Si yang membuka diskusi bertema “AI dan Keberlanjutan Media”, di Grand Sahid Hotel, Senin (29/1/2024), mengakui kehadiran AI Chat GPT sebagai ancaman, tetapi banyak juga media yang mendapat manfaat dari AI. Salah satu media yang telah memanfaatkan AI adalah Harian Kompas.
“Kompas sudah menggunakan AI Google dan pemanfaatan AI dapat menghemat waktu dan biaya,”ujar Ninuk Pambudy, Redaktur Senior Harian Kompas. Selain menghadirkan Ketua Bidang Luar Negeri PWI Pusat, diskusi itu juga menampilkan pembicara lain Dr. Agus Sudibyo, Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI; Wahyu Dhyatmika, CEO Info Media Digital (Tempo Digital) serta Dahlan Dahi, CEO Tribun Network Chief Digital Officer CDO-KG Media.
Dalam sambutan yang dibacakan Kepala Monumen Pers Nasional, Widodo Hastaryo, selanjutnya Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Usman Kasong mengatakan saat ini penggunaan AI dalam jurnalistik sudah semakin luas, antara lain algoritma dalam penulisan berita dan analisa data besar untuk mengindikasikan tren.
Dalam berbagai forum, pemerintah menyatakan perlunya regulasi untuk melindungi “Publisher Right” di Indonesia agar manfaat ekonomi dapat dinikmati berimbang. Pers nasional perlu kehidupan yang sehat agar dapat menjalankan berbagai fungsinya dengan baik, seperti menjalankan fungsi kontrol terhadap pemerintah.
Usman Kasong menyatakan, saat ini, Publisher Right atau Hak Penerbit di Indonesia sudah masuk tahap finalisasi. Diharapkan, keberadaan Publisher Right nantinya dapat memberi kekuatan kepada media---- Antara lain, menuntut platform yang menggunakan konten mereka untuk bagi hasil. Platform tak bisa lagi secara bebas mengambil berita dari media.
Mengingat hal-hal strategis tersebut, Panitia Pelaksana HPN 2024 mengangkat diskusi bertemakan AI karena kehadiran chatbot AI La MDA dan ChatGPT berpotensi menggantikan peran jurnalis, seperti dalam pembuatan konten berita dan artikel.
M Ikhsan, Bendahara Panitia Pelaksana HPN 2024 mengatakan, selain mengadakan peringatan HPN 2024 pada tanggal 9 Februari, panitia juga mengadakan perayaan HPN tanggal 17 hingga 20 Februari. Pada acara puncaknya, Presiden Jokowi diharapkan dapat menghadiri acara tersebut. “PWI Pusat bersyukur telah memberikan panggung secara adil kepada tiga capres untuk menyampaikan program kerja unggulannya,”tambahnya.
Dirjen Informasi dan dan Komunikasi Publik Usman Kasong mengharapkan, peringatan HPN dapat memperkuat eksistensi media melalui rangkaian kegiatan HPN 2024 serta momen untuk menghargai semua pihak yang terlibat dalam industri pers, terutama dalam penyediaan informasi yang akurat, berimbang dan bermanfaat bagi masyarakat.
“HPN adalah kesempatan pers untuk mempromosikan kesadaran terkait pentingnya kebebasan pers dalam masyarakat, menjaga demokrasi dan keterbukaan informasi serta memperkuat solidaritas pelaku industri pers dalam menghadapi disrupsi teknologi yang berkembang pesat,”ujar Usman Kasong.
Ninuk Pambudy, Redaktur Senior Harian Kompas mengatakan dalam menjawab pertanyaan, apakah AI ancaman atau teman?, Itu tergantung bagaimana melihat peran AI. “Sejumlah media melihat AI sebagai ancaman, tetapi banyak juga yang mendapat manfaat dari AI,”tambahnya.
Menurut Ninuk, Kompas telah memanfaatkan AI Google cloud text-to-speech sebagai fitur audio berita serta auto translasi Bahasa Inggris (ChatGPT dan Google Al Translation). “Biasanya untuk menerjemahkan berita-berita Kompas ke dalam Bahasa Inggris memanfaatkan penerjemah dari The Jakarta Post. Sehari hanya bisa 10 berita, tapi dengan memanfaatkan kecerdasan buatan, semua teks dapat ditranslasi sehingga menghemat biaya dan waktu,”tambahnya.
Selain itu, ujar Ninuk, Kompas secara internal sedang mengembangkan --- dengan menggunakan Open Source---untuk translasi perkataan (speech) ke teks---Transkripsi untuk diintegrasikan ke dalam sistem pengelolaan konten. (*)
Sumber : rilis | Editor : Lutfiyu Handi