
SURABAYA (Lenteratoday) - Daerah Sugihwaras, Kediri, merupakan salah satu desa penghasil nanas terbanyak di Jawa Timur. Sayangnya, hasil nanas melimpah tersebut tidak memiliki nilai jual yang tinggi.
Berlatar belakang hal itu, dosen Hotel Management PCU (Petra Christian University) Hanjaya Siaputra, S.E., M.A., atau akrab disapa Tjun Han, berinisiatif membuat minuman fermentasi yang diberi nama NASAGA. Minuman itu berasal dari buah nanas dan buah naga.
Han bercerita, inovasi itu tercipta berawal dari pengalamannya saat mendengar cerita dari Petranesian (sebutan bagi keluarga besar PCU) alumni, yang juga menjadi pendeta di GKJW (Gereja Kristen Jawi Wetan) Sugihwaras, Kediri.
"Karena hasil nanas di sana (Sugihwaras, Kediri) saking melimpahnya, sampai-sampai nanas di sana hampir tidak punya nilai jual,” kata Han, Selasa (30/01/2024).
Meski sudah pernah mencoba untuk membuat hasil olahan dari buah nanas, mulai dari selai, keripik, hingga nastar, ternyata upaya masyarakat di sana terpaksa berhenti dan gagal akibat pandemi Covid-19.
Mendengar hal tersebut, Han pun berinisiatif mengajarkan jemaat untuk memproduksi minuman fermentasi dari nanas.
"Produk fermentasi olahan dari buah nanas ini biasanya dikenal dengan ‘Tepache’, minuman khas Meksiko. Warnanya cenderung kuning transparan dan rasanya mirip anggur. Ketika saya memperkenalkannya kepada jemaat di GKJW Sugihwaras, mereka meminta agar warnanya diubah menjadi merah. Karena hasil buah naga di sana juga cukup melimpah, sehingga akhirnya ditambahkan buah naga dalam olahan minuman fermentasi tersebut, agar warnanya berubah menjadi merah pekat,” tuturnya.
Tak hanya bisa meningkatkan nilai jual, minuman fermentasi NASAGA juga memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan. Misalnya saja sebagai probiotik alami karena mengandung bakteri baik yang dapat mendukung kesehatan saluran pencernaan.
Selain itu, minuman ini juga dapat membantu melancarkan pencernaan karena proses fermentasinya menghasilkan enzim, serta mengandung vitamin C dan mangan yang penting bagi kesehatan tubuh.
Dosen School of Business and Management PCU ini juga menyebut, bahwa minuman hasil fermentasi itu bisa ditujukan sebagai anggur acara keagamaan seperti perjamuan kudus.
Mengingat bahan-bahan yang digunakan terjangkau, berupa kulit nanas, buah naga, gula, cengkeh, dan kayu manis. Proses fermentasinya juga hanya membutuhkan waktu 3-5 hari, sehingga di hari Minggu hasil olahannya bisa langsung dipakai untuk perjamuan kudus.
“Rasa minumannya sangat unik. Ada asam, manis, dengan sensasi soda alami dari fermentasinya,” jelasnya.
Selain mengajarkan cara membuat minuman fermentasi ini, Han juga memberi pelatihan dalam memasarkan dan mendistribusikannya.
"Harapannya lewat pelatihan dan pengabdian ini, bisa meningkatkan pendapatan masyarakat dan menjadi lapangan bisnis baru terkait olahan minuman fermentasi dari buah nanas dan buah naga," harapnya.
Reporter: Amanah Nur Asiah (mg)/Editor: widyawati