20 April 2025

Get In Touch

Drone Tewaskan 3 Tentara AS di Yordania, Biden Tuding Iran

Presiden AS, Joe Biden
Presiden AS, Joe Biden

SURABAYA (Lenteratoday) - Serangan drone menewaskan tiga anggota militer Amerika Serikat dan puluhan lainnya terluka di timur laut Yordania dekat perbatasan Suriah, kata Presiden Joe Biden, Minggu (28/1/2024).

Atas serangan terseut, Biden langsung menyalahkan kelompok-kelompok yang didukung Iran. Serangan itu juga disebut sebagai serangan mematikan pertama terhadap pasukan AS sejak perang Israel-Hamas meletus pada bulan Oktober dan mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh Timur Tengah.

“Meskipun kami masih mengumpulkan fakta-fakta serangan ini, kami tahu serangan itu dilakukan oleh kelompok militan radikal yang didukung Iran yang beroperasi di Suriah dan Irak,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.

“Jangan ragu – kami akan meminta pertanggungjawaban semua pihak pada waktu dan cara yang kami pilih,” katanya.

Biden kemudian meminta mengheningkan cipta bagi tiga anggota militer yang tewas selama acara kampanye di Carolina Selatan, dan menambahkan pihaknya akan memberikan respon atas serangan tersebut.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, juga menyampaikan ancaman serupa. Dia dan pejabat senior lainnya memberi pengarahan kepada Biden pada hari sebelumnya mengenai serangan itu.

Setidaknya 34 personel terluka dalam serangan itu, namun jumlah tersebut diperkirakan akan berubah seiring dengan semakin banyaknya orang yang mencari perawatan, menurut pernyataan dari Komando Pusat AS. Kemudian, setidaknya ada personel dievakuasi dari Yordania untuk mendapatkan perawatan tingkat tinggi, namun kondisinya stabil.

Dua pejabat AS mengatakan drone (pesawat tak berawak) itu menyerang dekat barak pada pagi hari, sehingga banyak korban.

Perlawanan Islam di Irak, sebuah organisasi payung kelompok militan garis keras yang didukung Iran, mengklaim melakukan serangan di tiga pangkalan, termasuk satu di perbatasan Yordania-Suriah.

Serangan tersebut merupakan eskalasi besar dari situasi yang sudah tegang di Timur Tengah, di mana perang pecah di Gaza setelah serangan kelompok Islam Palestina Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang. Serangan Israel selanjutnya di Gaza telah menewaskan lebih dari 26.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan setempat.

Sejak itu, pasukan AS telah diserang lebih dari 150 kali oleh kelompok yang didukung Iran di Irak dan Suriah, menyebabkan sedikitnya 70 korban jiwa sebelum serangan hari Minggu (28/1/2024), sebagian besar dari mereka mengalami cedera otak traumatis. Kapal perang AS juga telah ditembaki oleh pasukan Houth, yang secara teratur menyerang kapal-kapal komersial di Laut Merah di lepas pantai Yaman.

Meskipun Amerika Serikat sejauh ini mempertahankan pernyataan resmi bahwa Washington tidak berperang di wilayah tersebut, Amerika Serikat telah melakukan pembalasan terhadap kelompok-kelompok yang didukung Iran di Irak dan Suriah dan melakukan serangan terhadap kemampuan militer Houthi di Yaman. (*)

Sumber : Tempo/Reuters | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.