20 April 2025

Get In Touch

Ignas Kleden Berpulang dalam Usia 76 Tahun

ARSIP: Sosiolog Ignas Kleden memberi kata pengantar pada peluncuran album
ARSIP: Sosiolog Ignas Kleden memberi kata pengantar pada peluncuran album "Return to Lamalera" di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Jakarta (Ant)

JAKARTA (Lenteratoday) -Intelektual kenamaan Indonesia asal Flores, Nusa Tenggara Timur Dr. Ignas Kleden, MA berpulang. Ignas Kleden meninggal dunia pada hari Senin, 22 Januari 2024 pukul 03.46 WIB di Rumah Sakit Suyoyo, Jakarta Selatan.

Kabar duka kepergian Ignas Kleden juga beredar luas di grup WA dan Twitter X. Alumni seminari tinggi Ledalero tersebut meninggal dunia dalam usia 76 tahun.

Saifl Mujani melalui akun Twitter X menulis, "dapat kabar, filsuf kita Pak Ignas Kleden meninggal dunia hari ini. Beliau orang yang sangat baik, pintar tapi humble. Merasa kehilangan, tapi ihlas. Udah cukup sepuh. Generasinya udah banyak yang pergi duluan. Semoga beliau dalam damai abadi"

"Dukacita mendalam dan doa kami. Semoga almarhum mendapatkan kedamaian sejati di haribaan Allah Maha Kasih. Dan semoga keluarga tercinta yang ditinggalkan, mendapatkan penghiburan dari Allah sendiri," demikian ucapan duka dari seorang kerabatnya.

Dr. Ignas Kleden, MA lahir pada tanggal 19 Mei 1948 di Waibalun, Larantuka, Kabupaten Flores Timur.

Suami dari Ninuk Probonegoro ini aktif sebagai sastrawan, sosiolog, cendekiawan, dan kritikus sastra sejak awal tahun 1970-an.

Setelah tamat pendidikan dasar dan menengah, ia menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Ledalero, Maumere, Flores (1972).

Ignas meraih gelar Master of Art bidang filsafat dari Hochschule fuer Philosophie, Muenchen, Jerman pada tahun 1982.

Pada tahun 1995, Ignas Kleden meraih gelar Doktor bidang Sosiologi dari Universitas Bielefeld, Jerman.

Ignas juga pernah bekerja sebagai penerjemah buku-buku teologi di Penerbit Nusa Indah, Ende, Flores.

ARSIP: DR Ignas Kleden membawakan pidato kebudayaan berjudul "Seni & Civil Society" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (10/11). Acara tahunan itu dalam rangka peringatan 41 tahun Pusat Kesenian Jakarta- Taman Ismail Marzuki yang jatuh pada 10 November (Ant)

Ia sempat pula bekerja sebagai editor pada yayasan Obor Jakarta (1976-1977), Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta (1977-1978), dan Society For Political and Economic Studies, Jakarta.Tahun 2000 ia turut mendirikan Go East yang kini menjadi Pusat Pengkajian Indonesia Timur.

Saat masih di tinggal Flores, ia sudah mengenal majalah Basis Yogyakarta dan rutin mengirimkan tulisannya ke majalah itu. Dia juga menulis artikel di majalah Budaya Jaya Jakarta, dan menulis artikel semipolemik untuk majalah Tempo.

Setelah hijrah ke Ibu Kota Jakarta tahun 1974, Ignas makin aktif menulis, baik di majalah maupun jurnal, dan menjadi kolumnis tetap majalah Tempo.

Esainya mengenai sastra dimuat di majalah Basis, Horison, Budaya Jaya, Kalam, harian Kompas, dan lain-lain (*)

Editor: Arifin BH/KupangPos

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.