
SURABAYA (Lenteratoday)- Memasuki kampanye hari ke-49, Senin (15/1/2024) baliho para peserta Pemilu 2024 makin banyak bertebaran. Pengguna jalan di Surabaya pun mulai mengeluhkan karena menganggu dan pemandangan kota jadi tampak semrawut, tidak tertata.
“Kalau perbedaan ketika Pemilu dan tidak Pemilu yang lebih ringsek aja, melihat baliho itu tidak enak karena tidak terlihat seperti kota karena dengan desain, ukuran, dan warna yang beragam membuat seperti tidak tertata,” ucap Fatkhur Rozikin, salah satu gojek online saat ditemui di Surabaya, Senin (15/1/2024).
Menurutnya, pengunaan baliho kampanye tidak menjadi masalah ketika penempatannya sesuai, atau tidak mengganggu penguna jalan dan merusak fasilitas umum.Menurut Fatkhur Rozikin sendiri ia pernah menyaksikan baliho kampanye yang dipasang di trotoar dan menutupi lampu merah, sehingga membuat perjalanannya terganggu.
“Jadi seperti baliho-baliho yang ditrotoar kan cukup menganggu terutama untuk pejalan kaki. Terus seperti kejadian di Sukomanunggal itu ada baliho menutupi lampu merah,”ujarnya.
Selain Fatkhur juga merasa baliho membuatnya susah ketika ingin membuat video untuk diunggah ke sosial media.“Misal ketika ingin membuat video estetik di jalan jika terdapat baliho-baliho itu menjadi tidak enak, bahkan malah bisa dikatakan promosi,” teglas Fatkhur.
Hal senada juga diungkapkan pengguna jalan lain Maulana Maksun. Dirinya yang sering menggunakan trotoar untuk jalan kaki merasa sangat menganggu perjalanan.
"Ya akibat baliho yang dipasang di pinggiran jalan sama pohon-pohon ini kadang bikin perjalanan terganggu mas. Soalnya penempatannya kadang di trotoar jadi ketika jalan kaki di trotoar sekarang jadi harus hati-hati mas," ucap Maulana salah satu pejalan kaki di surabaya saat ditemui Senin (15/1/2024) sore.
Dia juga mengatakan, pemandangan Kota Surabaya menjadi terlihat kurang bagus."Sebagai seorang pendatang melihat pemandangan kota Surabaya yang biasanya bagus kelihatan gedung-gedung tinggi dan pohon, sekarang tertutup baliho," tambah Maulana.
Reporter: Tri Edi (mg)/Editor: Widyawati