
TOKYO (Lenteratoday)-Operasi pencarian dan penyelamatan korban gempa 7.6 magnitudo di Jepang masih terus berlanjut. Dilansir Kantor Berita Jepang, Kyodo News, Jumat (5/1/2024), selain 80 korban tewas terdapat 180 orang lainnya belum ditemukan. Korban ini umumnya tersebar di Prefektur Ishikawa.
Di Tokyo, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyerukan "upaya sekuat tenaga" untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa dalam 72 jam pertama.
Pada hari Kamis (4/1/2024), petugas pemadam kebakaran merilis sebuah video yang menunjukkan bahwa mereka telah menyelamatkan seorang wanita berusia 80-an dari sebuah rumah yang runtuh di kota pesisir Wajima yang terkena dampak paling parah.
Dalam serangkaian gempa susulan, hampir 95.000 rumah tangga, hingga Kamis 4 Januari 2024 pagi, mengalami kelangkaan air di beberapa wilayah Ishikawa karena kerusakan pipa air.
Puing-puing dan jalan yang rusak menambah tantangan dalam operasi pencarian dan penyelamatan, tiga hari setelah serangkaian gempa kuat pada Tahun Baru 2024 mengguncang Ishikawa dan daerah sekitarnya sehingga memicu peringatan tsunami.
Kementerian Pertanahan Jepang mengatakan bahwa area seluas setidaknya 100 hektar di Ishikawa terendam banjir akibat gelombang tsunami setelah gempa bumi, dan luas banjir sebenarnya kemungkinan besar akan lebih besar.
Serangkaian gempa bumi kuat, dengan kekuatan besar magnitudo 7,6 pada hari Senin (1/1/2024) terjadi di kedalaman dangkal di wilayah Noto, Ishikawa. Badan Meteorologi Jepang secara resmi menamakannya The 2024 Noto Peninsula Earthquake (Gempa Semenanjung Noto 2024).
Berpusat di sekitar 30 km timur-timur laut Wajima, gempa dahsyat ini memiliki intensitas maksimum 7, sehingga membuat orang tidak dapat berdiri.
Sumber: Kyodo News,ist/Editor: widyawati