
YERUSALEM (Lenteratoday) - Seruan pemecatan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu muncul dari seorang anggota Knesset (parlemen) Israel. Dia mengatakan bahwa Netanyahu telah menjadi “beban” bagi negara.
"Menyakitkan untuk mengatakan kata-kata ini di tengah perang, namun sepertinya tidak ada pilihan," ujar Meirav Cohen, anggota Partai There is a Future yang diketuai pemimpin oposisi Yair Lapid, dalam sebuah video yang diunggah di X.
"Netanyahu adalah kegagalan," sebut anggota Knesset itu. "Netanyahu, sebagai Perdana Menteri, telah menjadi beban negara dan rakyat Israel," sambungnya seperti dikutip dari Antara, Kamis (12/12/2023).
"Ketika seorang perdana menteri gagal dan terus gagal, hal itu membuktikan bahwa dirinya tidak memenuhi syarat atas jabatan tersebut, bahwa dia orang yang salah di tempat yang salah di waktu yang salah, dia harus segera diganti," lanjut Cohen.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa orang-orang Inggris mengajari ketika mereka mengganti Perdana Menteri Neville Chamberlain pada 10 Mei 1940, setelah sembilan bulan pecahnya Perang Dunia Kedua.
Sementara itu, Netanyahu menghadapi kritikan yang semakin meningkat atas kegagalannya mengaku bertanggung jawab atas serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober.
Jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan oleh Lazar Research Institute untuk harian Israel, Maariv, menemukan bahwa hanya 27% warga Israel yang percaya bahwa Netanyahu adalah orang yang tepat untuk menjalankan pemerintahan.
Survei tersebut menemukan bahwa 49% warga Israel, atau sekitar setengahnya, percaya bahwa Benny Gantz, pemimpin Partai Persatuan Nasional, adalah sosok terbaik untuk memimpin pemerintahan negara tersebut.
Banyak orang Israel berharap bahwa penyelidikan pascaperang terhadap serangan Hamas akan mengakhiri karir politik Netanyahu.yang terpilih sebagai perdana menteri pada akhir 2022.
Sebelumnya pada Minggu, pemimpin oposisi Lapid menyerukan pemilihan umum baru di tengah serangan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. (*)
Sumber : Antara | Editor : Lutfiyu Handi