20 April 2025

Get In Touch

DPRD Kota Surabaya Akan Susun Raperda Kepariwisataan, Ini Poin Pentingnya

Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya Alfian Limardi. (Jannatul Firdaus/Lenteratoday)
Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya Alfian Limardi. (Jannatul Firdaus/Lenteratoday)

SURABAYA (Lenteratoday) - DPRD Kota Surabaya  akan merancang Peraturan Daerah tentang Kepariwisataan. Usulan tersebut disampaikan 30 November lalu, dan bakal segera dibuat panitia khususnya.

Meski belum terbentuk panitia khususnya, Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya Alfian Limardi membeberkan poin-poin yang akan menjadi pembahasan dalam Raperda ini.

Poin pertama adalah memastikan local guide di Surabaya berfungsi dan bertugas sesuai dengan lingkup kerjanya. Karena yang terjadi adalah banyak wisatawan bergrup datang ke Surabaya, namun ternyata tidak menggunakan local guide yang ada di Surabaya.

"Juga mengaktifkan polisi pariwisata, untuk menertibkan guide ilegal. Baik yang non lisensi, atau pun yang berlisensi namun bukan dari Surabaya," bebernya saat ditemui di Ruang Komisi B, Jumat (15/12/2023).

Dalam Raperda ini juga akan dibahas soal perkaderan. Baginya, tour guide perlu dikaderisasi, perlu meningkatkan skill, dan lebih profesional. Karena menurutnya tak mungkin seseorang menjadi tour guide seumur hidup.

"Setelah itu juga dikasih product knowledge, tentang tempat wisatanya, jadi kayak semacam punya standard biar sejarahnya sama," ungkapnya.

Selain tentang tour guide, hal lain yang dibahas adalah kurangnya event di Surabaya. Karena sewaktu ia berdiskusi dengan pelaku perhotelan, pelaku perhotelan ingin tamu lebih lama bermalam di hotel mereka. Sedangkan yang banyak terjadi adalah tamu hanya stay semalam, hanya transit untuk kemudian ke Bromo atau Ijen.

"Lah, hotel-hotel ini pengennya mau nambah satu malam atau dua malam, kan lebih bagus juga, seperti itu," ungkapnya.

Ia menyadari bahwa Sumber Daya Alam di Surabaya memang kurang. Maka Surabaya perlu membuat sesuatu berupa objek menarik, salah satunya adalah event. "Nah event ini  harus diperiodik, entah itu mau tahunan, per dua tahunan. Kita juga punya banyak komunitas. Komunitas moge juga gede disini," ungkapnya.

Selain itu, soal keamanan tempat wisata juga menjadi topik pembahasan. Bagaimana agar tempat wisata tak ada pengemis, ataupun hal lain yang dapat membuat tamu tidak nyaman. Karena ditakutkan saat merasa tak nyaman, bukan protes kepada tour guide, melainkan memberi review di sosial media.

"Targetnya sih tahun depan, barusan kemarin 30 November 2023. Dan sampai sekarang belum dibuat pansusnya," ungkap Alfian.

Reporter : Jannatul Firdaus|Editor:widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.