20 April 2025

Get In Touch

Hari Disabilitas International : Upaya dan Harapan

Murid Fira Modelling Disabilitas saat tampil di event Surabaya Great Expo, Agustus lalu. (Jannatul Firdaus/Lenteratoday)
Murid Fira Modelling Disabilitas saat tampil di event Surabaya Great Expo, Agustus lalu. (Jannatul Firdaus/Lenteratoday)

SURABAYA (Lenteratoday) - Tanggal 3 Desember lalu diperingati sebagai Hari Disabilitas International. Banyak harapan dari para penyandang disabilitas untuk bisa setara dengan anak-anak reguler seusianya. Berbagai upaya pun dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, untuk menyetarakan antara anak disabilitas dan juga anak reguler utamanya di Surabaya.

Salah satunya adalah Esti Yuniarti, founder Fira Modelling Disabilitas (FMD), sekolah modelling khusus disabilitas di Surabaya. Ia memandang anak disabilitas saat ini sudah bisa sejajar dengan anak reguler, meski tidak melebihi.

Dalam dunia modelling misalnya. Anak-anak disabilitas yang ia ajar mampu tampil di panggung dengan rapi, berose secara profesional, dan kayaknya anak-anak reguler lainnya.

"Untuk pemerintah mungkin dulu masih nggak begitu gencar untuk anak-anak disabilitas. Nah yang sekarang ini Alhamdulillah kayaknya pemerintah sudah lebih banyak memberi kesempatan untuk mereka tampil," ungka Esti saat ditemui Jumat (15/12/2023).

Bukan sekadar mengajar. Esti mengungkapkan ada misi besar dalam membimbing anak-anak disabilitas di dunia modelling ini. Misi terpentingnya adalah untuk melatih percaya diri dan berani. Karena baginya, percaya diri dan berani adalah modal yang lebih utama daripada lainnya.

"Tapi kalau dia nggak punya kepercayaan diri dia mau kumpul sosialisasi ke anak anak reguler aja udah minder. Jadi kita membuka yang seperti itu," ungkapnya.

Meski besar upaya yang dilakukan untuk membuat anak disabilitas percaya diri dan berani, masih ada permasalahan besar yang harus dihadapi, yaitu lapangan pekerjaan untuk anak disabilitas, dan wadah untuk anak disabilitas tampil di event-event utamanya pemerintahan.

Meski kerap mengajak anak disabilitas tampil, perbandingan antara anak disabilitas dan anak reguler masih belum setara. Panggung anak disabilitas masih kalah dengan anak-anak reguler. Maka ia berharap pemerintah sendiri bisa meratakan panggung untuk anak disabilitas bukan hanya di modelling, namun juga lainnya.

"Kalau ada event-event apa gitu untuk event-nya pemerintahan janganlah reguler tok yang dilibatkan. Paling tidak disabilitas diajak. Kita tuh menunjukkan kepada masyarakat bahwa anak-anak seperti ini tuh juga bisa tampil bagus, juga bisa tampil kolaborasi mungkin sama anak-anak reguler," ungkapnya.

Begitupun soal lapangan pekerjaan. Lapangan pekerjaan bagi anak disabilitas betul-betul dibutuhkan. Namun Esti mengungkapkan sempat mendengar rencana akan dilibatkannya beberapa anak disabilitas di Pemerintah Kota Surabaya. Ia berharap rencana itu benar akan direalisasi, dan anak disabilitas bisa bekerja layaknya anak reguler lainnya.

"Nah itu mudah-mudahan aja. Karena kan memang murid-murid saya itu kan banyak yang sudah lulus dari SMA, entah autis entah tunarungu. Nah itu mau diapakan, mau ke mana itu susah," ungkapnya. (*)

Reporter : Jannatul Firdaus | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.