
KYIV (Lenteratoday) - Ukraina berang usai Rusia menjadikan 4 wilayahnya, yang kini diduduki Rusia, sebagai bagian dari daerah pemilihan (dapil) untuk Pemilu Rusia 2024. Ukraina mengancam akan mengadili setiap pemantau Pemilu yang dikirim ke wilayah itu.
Dilansir Reuters, Senin (11/12/2023), pemilihan Presiden Rusia bakal digelar pada tahun 2024, termasuk di wilayah pendudukan Rusia. Ukraina menyatakan pemilihan tersebut harus 'batal demi hukum'.
Majelis Tinggi Rusia telah menetapkan pemilihan presiden digelar pada Maret 2024 dan ketuanya, Valentina Matviyenko, menyatakan penduduk di empat wilayah Ukraina yang diduduki Rusia dapat memilih Presiden Rusia untuk pertama kalinya.
Rusia mengklaim telah mencaplok wilayah Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhya dan Kherson di wilayah timur dan selatan Ukraina lewat referendum tahun lalu. Namun, referendum itu dianggap palsu oleh pemerintah Ukraina dan negara-negara Barat. Rusia juga merebut semenanjung Laut Hitam Krimea dari Ukraina pada tahun 2014.
"Kami menyerukan kepada komunitas internasional untuk secara tegas mengutuk niat Rusia untuk menyelenggarakan pemilihan presiden di wilayah pendudukan Ukraina, dan menjatuhkan sanksi terhadap mereka yang terlibat dalam organisasi dan tindakan mereka," kata Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam sebuah pernyataan.
Laporan tersebut juga memperingatkan negara-negara lain agar tidak mengirim pemantau ke 'pemilihan palsu'. Ukraina mengatakan bahwa pelanggar akan 'menghadapi tanggung jawab pidana'.
"Pemilu apa pun di Rusia tidak ada hubungannya dengan demokrasi. Pemilu hanya berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan rezim Rusia tetap berkuasa," kata kementerian itu.
Putin Maju Lagi
Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah mengumumkan dirinya akan mencalonkan diri kembali dalam Pemilu 2024. Pencalonan ini membuka peluang bagi Putin untuk berkuasa lima periode sebagai Presiden Rusia dan semakin memperluas kekuasaannya hingga tahun 2030.
Dilansir AFP, Putin yang saat ini berusia 71 tahun telah memegang jabatan penting di Rusia sejak tahun 1999 dan memenangkan empat Pemilu Presiden Rusia. Dia sempat menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) dan Presiden Rusia dalam sistem di mana oposisi hampir tidak ada.
Pengumuman resmi soal pencalonan dirinya kembali sebagai Presiden Rusia disampaikan Putin pada Jumat (8/12) waktu setempat. Saat itu, Putin menghadiri acara Kremlin yang juga diikuti oleh para jajaran militer termasuk pasukan yang dikerahkan dalam pertempuran di Ukraina sejak invasi dilancarkan Februari tahun lalu.
"Saya tidak akan menyembunyikannya, saya memiliki pemikiran berbeda pada waktu yang berbeda. Namun inilah saatnya keputusan harus diambil," ucap Putin dalam seremoni tersebut.
"Saya akan mencalonkan diri sebagai Presiden Federasi Rusia," ujar Putin mengumumkan pencalonannya kembali.
Sumber: reuters,afp/Editor: widyawati