
GAZA (Lenteratoday) – Gal Meir Eisenkot, 25, putra menteri kabinet perang Israel sekaligus eks panglima militer Gadi Eizenkot tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza. Dia merupakan satu dari dua tentara Israel yang tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza utara.
Kematian Eisenkot diungkapkan oleh pemimpin Partai Persatuan Nasional, Benny Gantz pada Kamis (7/12/2023).
Gadi Eizenkot dan Gantz merupakan mantan panglima militer. Mereka bergabung dengan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tak lama setelah serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober yang memicu serangan udara, darat dan laut Israel di Jalur Gaza Palestina.
Di satu sisi, Militer Israel tidak memberikan rincian pasti tentang kematian Gal Meir Eisenkot. “Bersama seluruh Israel, saya menyampaikan dukungan saya kepada Gadi dan seluruh keluarganya, serta pelukan erat. Kami semua berkomitmen untuk terus berjuang demi tujuan suci kematian Gal,” kata Gantz dalam sebuah pernyataan.
Gal Eisenkot terbunuh setelah sebuah bom meledak di terowongan dekat tentara di kamp Jabaliya di Gaza utara. Dia dilarikan ke rumah sakit di Israel, namun tewas karena luka-luka yang dideritanya. Ia dimakamkan pada hari Jumat di Herzliya. Hingga saat ini, setidaknya 89 tentara Israel tewas dalam serangan darat di Gaza.
Pujian terhadap Gal Eisenkot dating dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Dia mengatakan Eisenkot sebagai seorang pejuang pemberani dan pahlawan sejati. “Pahlawan kita tidak sia-sia. Kami akan terus melanjutkan sampai kemenangan,” kata Netanyahu.
Ucapan belasungkawa diungkapkan pula oleh Presiden Isaac Herzog. Ia mengatakan ayah Gal, Gadi Eizenkot telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk keamanan Israel IDF dan negaranya. "Dia serta keluarganya kini harus membayar harga yang sangat mahal,” ujarnya.
“Gal dididik sejak kecil tentang rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air dan selalu bertindak dalam semangat tersebut, termasuk saat dia dibunuh,” tambah Herzog.
“Bersama dengan seluruh bangsa, saya merangkul keluarga Israel yang berduka, yang pengorbanannya sangat berat dan sangat berat, dan berjanji Kami akan terus menjaga rakyat dan negara tercinta kami, untuk mereka dan diri kami sendiri.”
Sejak perang Israel Hamas meletus dua bulan lalu, lebih dari 17.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sekitar 1,9 juta orang, atau 85 persen dari populasi telah mengungsi. (*)
Sumber : Reuters/Times of Israel melaui Tempo | Editor : Lutfiyu Handi